Hal ini karena dolar AS (USD) menguat menjelang pertemuan beberapa bank sentral utama, sehingga membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Dikutip dari Antara, Senin, 31 Januari 2022, di pasar spot emas turun 0,2 persen menjadi USD1.788 per ons pada pukul 01.40 GMT, mendekati USD1.779 per ons di sesi sebelumnya, terendah sejak 16 Desember. Sementara itu, emas berjangka AS naik tipis 0,1 persen menjadi USD1.788 per ons. Logam mulia telah merosot lebih dari dua persen pada bulan ini.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya melayang mendekati level tertinggi 18 bulan pada Jumat 28 Januari 2022.
Federal Reserve AS atau The Fed berencana untuk menaikkan suku bunga pada Maret dengan asumsi bahwa ekonomi sebagian besar akan menghindari dampak dari varian virus Omicron dan terus tumbuh dengan sehat.
Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, kenaikan suku bunga akan meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Produksi pabrik Jepang menyusut untuk pertama kalinya dalam tiga bulan pada Desember karena penurunan mesin melebihi kenaikan kecil dalam produksi mobil, menutupi kekuatan pemulihan ekonomi.
Sementara itu, para pedagang sedang mencari keputusan kebijakan dari pertemuan bank sentral Australia, Inggris dan Eropa yang diharapkan minggu ini.
Pusat utama Asia melihat permintaan yang kuat untuk emas fisik minggu lalu menjelang liburan Tahun Baru Imlek, sementara pembeli di India menunda melakukan pembelian sebelum pemerintah mengumumkan anggaran tahunannya.
Logam mulia lainnya di pasar spot, perak turun 0,3 persen menjadi USD22,36 per ons. Sementara platinum naik 0,1 persen menjadi USD1.008 per ons.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News