Melansir Antara, 10 September 2022, Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terkerek USD8,4 atau 0,49 persen menjadi USD1.728,6 per ounce. Untuk minggu ini, harga emas naik 0,3 persen setelah membukukan kerugian kumulatif 5,2 persen selama tiga minggu sebelumnya.
Emas berjangka tergelincir USD7,6 atau 0,44 persen menjadi USD1.720,2 pada Kamis, 8 September 2022, setelah melonjak USD14,9 atau 0,87 persen menjadi USD1.727,8 pada Rabu, 7 September 2022, dan jatuh USD9,7 atau 0,56 persen menjadi USD1.712,9 pada Selasa, 6 September 2022.
| Baca juga: Uni Eropa Siap Hadapi Penghentian Pasokan Gas dari Rusia |
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun untuk hari ketiga berturut-turut, mencapai level terendah 108,35 dari level tertinggi 20 tahun pada Rabu, 7 September 2022 di 110,79.
Dolar tergelincir ketika pejabat Federal Reserve mendorong kenaikan suku bunga besar lainnya untuk menjaga inflasi.
Dalam sambutan yang disiapkan untuk pidato di Wina, Christopher Waller, anggota Dewan Gubernur Federal Reserve mengatakan pihaknya mendukung peningkatan signifikan dalam suku bunga. Dia juga menyarankan The Fed tidak memberikan proyeksi tentang apa yang akan terjadi di masa depan.
"Emas lebih tinggi karena pergerakan historis yang lebih tinggi dalam dolar tampaknya telah kehabisan tenaga," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring Oanda.
Para analis pasar berpendapat harga emas telah menemukan level alaminya untuk saat ini. Ancaman resesi global, serta konflik yang berkelanjutan di Ukraina, memberikan dukungan yang cukup untuk menjaga emas di atas USD1.700.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 32,5 sen atau 1,76 persen, menjadi USD18,767 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik USD10,5 atau 1,21 persen menjadi USD876,9 per ounce.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
