| baca juga: Jepang Fokus Kenaikan Upah di 2023 |
Ini menjadi kejutan selanjutnya setelah Bank sentral jepang menyentak pasar bulan ini dengan memperluas kisaran batas imbal hasil 10 tahun. Sebuah langkah yang secara resmi ditujukan untuk meluruskan distorsi pasar obligasi tetapi dilihat oleh beberapa analis sebagai awal untuk keluar dari pelonggaran moneter yang sangat longgar.
Dikutip dari Channel News Asia, Sabtu, 31 Desember 2022, peningkatan perkiraan inflasi ini akan semakin memicu spekulasi seperti yang dikatakan Gubernur Bank Sentral Jepang Haruhiko Kuroda bahwa bank sentral dapat membahas "jalan keluar" jika pencapaian target inflasi 2 persen bersamaan dengan kenaikan upah mulai terlihat.
Mengutip orang yang akrab dengan diskusi di bank sentral, Nikkei mengatakan perubahan yang diusulkan akan menunjukkan indeks harga konsumen inti naik sekitar tiga persen pada tahun fiskal 2022, antara 1,6 persen dan dua persen pada tahun fiskal 2023, dan hampir dua persen pada tahun fiskal. 2024.
Perkiraan sebelumnya yang dirilis pada Oktober masing-masing sekitar 2,9 persen, 1,6 persen dan 1,6 persen. Harga konsumen inti Jepang tidak termasuk makanan segar naik 3,7 persen pada November, tertinggi sejak 1981.
Tapi Kuroda telah menepis kemungkinan kenaikan suku bunga jangka pendek, mengatakan kenaikan harga baru-baru ini didorong oleh kenaikan biaya bahan baku daripada permintaan yang kuat.
Bank sentral Jepang akan merilis prospek pertumbuhan dan harga triwulanan terbaru setelah pertemuan kebijakan berikutnya pada 17-18 Januari 2022.
Analis juga masih melihat apakah negosiasi upah tahunan awal tahun depan akan membawa kenaikan gaji yang substansial, atau jika akhir masa jabatan 10 tahun Kuroda di bulan April mengarah pada revisi kebijakan pada 2013.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
