Mengutip Channel News Asia, Rabu, 20 Oktober 2021, batu bara termal untuk pengiriman Januari, kontrak yang paling aktif diperdagangkan di Zhengzhou Commodity Exchange, mencapai rekor tertinggi yakni 1.982 yuan per ton. Harga batu bara telah naik lebih dari 260 persen pada tahun ini.
"Suhu yang turun di seluruh bagian Tiongkok memicu kekhawatiran bahwa kekurangan listrik kemungkinan meningkat selama musim dingin pada belahan bumi utara yang akan datang," kata Analis ANZ dalam sebuah catatan kepada klien.
Kekurangan batu bara, harga bahan bakar yang tinggi, dan permintaan industri pascapandemi yang meningkat pesat telah memicu kelangkaan listrik yang meluas. Penjatahan listrik telah dilakukan di setidaknya 17 dari lebih 30 wilayah daratan Tiongkok sejak September, memaksa beberapa pabrik untuk menangguhkan produksi yang akhirnya mengganggu rantai pasokan.
Pekan lalu, Tiongkok mengambil langkah paling berani dalam mereformasi ketenagalistrikan dengan mengizinkan pembangkit listrik tenaga batu bara untuk membebankan biaya yang lebih tinggi kepada beberapa pelanggan, dengan tujuan mendorong pembangkit listrik menghasilkan lebih banyak listrik dan mengurangi tekanan profitabilitas mereka.
Industri yang haus listrik seperti baja, aluminium, semen, dan produsen kimia diperkirakan menghadapi biaya listrik yang lebih tinggi dan lebih fluktuatif di bawah kebijakan baru, menggelembungkan biaya mereka dan menekan margin keuntungan.
"Produsen alumina dan aluminium di wilayah barat daya Guangxi menghadapi biaya listrik yang lebih tinggi. Guangxi akan memberikan premi 50 persen pada harga listrik untuk industri yang paling intensif energi," pungkas Analis ANZ.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News