Pemerintah Hong Kong memperkirakan ekonomi kota akan menyusut antara enam persen dan delapan persen pada 2020, dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya yang diperkirakan mengalami kontraksi antara empat persen dan tujuh persen.
"Jika gelombang infeksi saat ini dapat diatasi dalam waktu singkat dan mencegah penurunan tajam lebih lanjut di lingkungan eksternal, kinerja ekonomi untuk 2020 secara keseluruhan diharapkan dapat berada di atas kisaran perkiraan," ujar ekonom pemerintah, Andrew Au yang dilansir dari CNBC International, Minggu, 16 Agustus 2020.
Ekonomi Hong Kong mengalami kontraksi sebesar sembilan persen pada kuartal kedua 2020 dibandingkan tahun lalu. Menurut data statistik, angka tersebut merupakan penurunan produk domestik bruto selama empat kuartal berturut-turut dari tahun ke tahun atau year on year (yoy).
Adapun kinerja ekonomi Hong Kong saat ini sama persis dengan perkiraan sebelumnya.
“Perekonomian Hong Kong sangat lemah pada kuartal kedua 2020, karena pandemi covid-19 terus memberikan pukulan berat bagi kegiatan ekonomi global dan lokal,” kata Au.
Hong Kong telah melaporkan lebih dari 4.300 kasus kumulatif, termasuk 66 kematian, menurut statistik resmi.
Ekonom sebelumnya mengingatkan bahwa Hong Kong yang merupaka wilayah semi-otonom Tiongkok dan pusat keuangan utama di Asia harus berjuang untuk pulih dari kemerosotan ekonominya.
Aadapun ekonomi Hong Kong sudah berada dalam resesi sebelum pandemi covid-19 muncul. Sebagian besar merupakan dampak dari protes pro-demokrasi skala besar yang berlangsung berbulan-bulan pada tahu lalu, yang merugikan bisnis dan industri terkait pariwisata. Ketidakpastian global, seperti perang perdagangan AS-Tiongkok juga memberikan pukulan berat bagi ekonominya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News