Demikian diungkapkan Juru Bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok Gao Feng, dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 11 Februari 2022. Adapun data perdagangan AS mencatat, kekurangan besar dalam komitmen Tiongkok meningkatkan pembelian AS di bawah kesepakatan perdagangan Fase Pertama yang diterapkan dua tahun lalu.
Di sisi lain, ekspor barang Amerika Serikat ke Tiongkok terpantau turun pada Desember 2021. Kondisi itu memperkuat adanya kekurangan besar dalam komitmen pembelian dua tahun Beijing di bawah kesepakatan perdagangan Fase Pertama yang dinegosiasikan oleh pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.
Biro Sensus AS mengatakan defisit perdagangan barang Amerika Serikat di 2021 dengan Tiongkok naik USD45 miliar atau 14,5 persen menjadi USD355,3 miliar, terbesar sejak rekor 2018 sebesar USD418,2 miliar. Kesenjangan di 2020 adalah USD310,3 miliar, terendah 10 tahun didorong penguncian pandemi covid-19.
Defisit perdagangan global AS pada 2021 melonjak 27 persen ke rekor USD859,1 miliar karena bisnis mengisi kembali persediaan untuk memenuhi permintaan yang kuat. Data menunjukkan Tiongkok sejauh ini melewatkan komitmennya untuk membeli tambahan pertanian AS dan barang-barang manufaktur, energi, dan jasa senilai USD200 miliar di atas level 2017.
Komitmen pembelian adalah inti dari kesepakatan perdagangan Fase Pertama Trump dengan Tiongkok, yang diluncurkan pada pertengahan Februari 2020 dan menghentikan eskalasi tarif yang terancam.
Kesepakatan itu juga meminta Tiongkok untuk memberikan peningkatan akses pasar AS ke sektor bioteknologi pertanian dan jasa keuangannya dan mengamanatkan beberapa peningkatan perlindungan kekayaan intelektual.
Analisis data perdagangan Sensus 2021 akhir yang disusun oleh ekonom Chad Bown dari Peterson Institute for International Economics menunjukkan Tiongkok hanya memenuhi 57 persen dari target barang dan jasa dua tahun penuhnya.
Pembelian barang, energi, dan jasa Beijing yang ditargetkan dalam perjanjian Fase Pertama bahkan tidak cukup untuk kembali ke tingkat dasar pembelian impor AS di 2017 oleh Tiongkok setelah tarif pembalasan mengikisnya pada 2018 dan 2019.
"Dengan kata lain, Tiongkok tidak membeli tambahan ekspor senilai USD200 miliar yang dijanjikan oleh kesepakatan Trump," pungkas Bown.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News