Ilustrasi. FOTO: AFP/PATRICK HERTZOG
Ilustrasi. FOTO: AFP/PATRICK HERTZOG

Pesona Emas Dunia Digerus Dolar AS

Antara • 13 Juli 2021 07:58
Chicago: Emas dunia melemah pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB) tertekan oleh dolar yang lebih kuat. Hal itu terjadi ketika para investor bersikap hati-hati menantikan data inflasi AS yang dapat memengaruhi alur waktu Federal Reserve untuk mengurangi pembelian obligasinya.
 
Mengutip Antara, Selasa, 13 Juli 2021, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, jatuh USD4,7 atau 0,26 persen menjadi USD1.805,90 per ons. Akhir pekan lalu, Jumat, 9 Juli, emas berjangka melonjak USD10,40 atau 0,58 persen menjadi USD1.810,60.
 
Emas berjangka turun sebanyak USD1,9 atau 0,11 persen menjadi USD1.800,20 pada Kamis, 8 Juli, setelah bertambah sebanyak USD7,90 atau 0,44 persen menjadi sebesar USD1.802,10 pada Rabu, 7 Juli, dan menguat sebanyak USD10,90 atau 0,61 persen menjadi USD1.794,20 pada Selasa, 6 Juli.

Emas juga berada di bawah tekanan jual setelah membukukan kinerja terbaiknya dalam tujuh minggu, menurut analis pasar. Emas terangkat 1,53 persen sepanjang minggu lalu, kenaikan mingguan ketiga berturut-turut dan kenaikan paling tajam sejak pekan yang berakhir 21 Mei.
 
Laporan indeks harga konsumen (IHK) AS yang diawasi secara ketat akan dirilis pada Selasa waktu setempat. Sementara itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell dijadwalkan akan bersaksi di depan Kongres pada Rabu, 14 Juli, dan Kamis, 15 Juli.
 
"Kami hampir berada di lingkungan ini di mana kabar baik adalah kabar buruk dan kabar buruk adalah kabar baik," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures, merujuk pada data IHK dan dampaknya terhadap kebijakan Fed.
 
"Jika data inflasi menjadi lebih jinak, The Fed akan merasa sedikit kurang cenderung untuk mengurangi pembelian asetnya yang seharusnya menguntungkan emas, tetapi jika The Fed khawatir tentang inflasi, kemungkinan besar akan menginjak pedal rem, menekan emas," tambah Meger.
 
Ekonom yang disurvei memperkirakan harga konsumen inti AS akan naik 0,4 persen pada Juni. Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya naik 0,1 persen membuat harga emas lebih mahal untuk pemegang mata uang lainnya.
 
Analis di JP Morgan menyatakan dalam catatan mingguannya bahwa sikap hati-hati investor emas dibenarkan mengingat pandangan mereka tentang imbal hasil yang terus meningkat dan dolar didukung di sekitar level saat ini hingga akhir tahun ini. Bank tersebut memperkirakan emas rata-rata akan mencapai USD1.686 per ons tahun ini.
 
Pelaku pasar tampaknya melihat lonjakan kasus varian Delta dari virus korona di beberapa negara telah terlewati. "Tampaknya sangat tidak mungkin bahwa varian Delta akan memiliki dampak ekonomi yang luas, sehingga permintaan safe-haven untuk emas dan perak tidak mungkin meningkat dalam jangka pendek," kata Carsten Menke, analis pada Julius Baer.
 
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 0,5 sen atau 0,02 persen, menjadi posisi USD26,239 per ons. Kemudian platinum untuk pengiriman Oktober naik sebanyak USD27,30 atau 2,49 persen menjadi USD1.123 per ons.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan