Presiden AS Joe Biden. FOTO: AFP/MANDEL NGAN
Presiden AS Joe Biden. FOTO: AFP/MANDEL NGAN

Sah! Biden Teken Paket Bersejarah USD1,9 Triliun untuk Perangi Covid-19

Angga Bratadharma • 12 Maret 2021 08:19
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden resmi menandatangani Rancangan Undang-Undang (RUU) Bantuan Covid-19 senilai USD1,9 triliun menjadi Undang-Undang (UU). UU itu menandai kemenangan legislatif pertama Biden sejak dia mulai menjabat, setelah berminggu-minggu pertempuran partisan di Kongres.
 
Penandatanganan itu dilakukan satu hari setelah DPR AS menyetujui paket tersebut dalam pemungutan suara yang sangat partisan yakni 220-211. Minggu lalu, Senat AS yang terpecah secara tipis mengesahkan RUU Paket Bantuan Covid-19 dengan suara 50 banding 49.
 
Sementara itu, survei yang baru-baru ini dirilis oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa ada dukungan publik yang luas untuk paket bantuan tersebut, dengan 70 persen orang Amerika mengatakan mereka mendukung undang-undang tersebut.

"Amerika Serikat, di Kongres AS lebih terpolarisasi daripada rakyat Amerika," kata Jeffrey Sachs, profesor ekonomi di Universitas Columbia dan penasihat senior Perserikatan Bangsa-Bangsa, dilansir dari Xinhua, Jumat, 12 Maret 2021.
 
"Rakyat Amerika sebenarnya memiliki konsensus yang luas, mari kita lanjutkan hidup kita. Mari kita kendalikan pandemi. Mari kita tingkatkan peran pemerintah, tetapi perpecahan politik antara Demokrat dan Republik sangat kuat," kata Sachs.
 
Langkah itu, undang-undang terkait virus korona keenam sejak wabah lebih dari setahun yang lalu, termasuk pendanaan untuk vaksinasi dan pengujian covid-19, tunjangan pengangguran tambahan, pembayaran langsung kepada pekerja Amerika, dan dukungan untuk usaha kecil, pemerintah negara bagian dan lokal, bersama dengan sekolah.
 
Biden menyebut UU Paket Bantuan Covid-19 senilai USD1,9 triliun sebagai UU bersejarah dengan dukungan luar biasa dari orang Amerika. Biden mengatakan bahwa UU itu akan membantu membangun kembali tulang punggung perekonomian Amerika Serikat.
 
Penandatanganan tersebut dilakukan beberapa jam setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim pengangguran awal pekan lalu turun sebesar 42 ribu hingga mencapai 712 ribu, menyusul kenaikan pada pekan sebelumnya.
 
Sementara itu, jumlah total orang yang mengklaim tunjangan di semua program -gabungan negara bagian dan federal- untuk pekan yang berakhir 20 Februari naik 2 juta menjadi 20,1 juta, menunjukkan gangguan terus menerus terjadi di pasar tenaga kerja akibat pandemi covid-19.
 
Paket bantuan termasuk tunjangan pengangguran federal mingguan USD300 hingga September, bukan USD400 dalam versi sebelumnya yang disetujui oleh DPR AS. Ini juga mencakup putaran baru hingga USD1.400 bantuan langsung untuk orang Amerika.
 
Meskipun mendapat dukungan kuat dari anggota parlemen Demokrat, paket itu mungkin sedikit mengecewakan bagi beberapa progresif, yang menganjurkan agar upah minimum federal dinaikkan menjadi USD15 per jam, ketentuan yang tidak termasuk dalam paket akhir.
 
Biden dan Menteri Keuangan Janet Yellen berpendapat tindakan berani diperlukan untuk mendukung pemulihan ekonomi dan menghindari luka berkepanjangan. Namun, beberapa ekonom telah memperingatkan paket bantuan baru mungkin terlalu besar, dan dapat membawa risiko, seperti memicu tekanan inflasi, dan merusak stabilitas keuangan global.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan