Ilustrasi. AFP PHOTO/Andrew CABALLERO-REYNOLDS
Ilustrasi. AFP PHOTO/Andrew CABALLERO-REYNOLDS

IMF Naikkan Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi di Timur Tengah

Angga Bratadharma • 12 April 2021 09:40
New York: Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) telah merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi ke atas untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA). Revisi itu dilakukan ketika negara-negara tersebut pulih dari krisis virus korona yang dimulai pada 2020.
 
PDB riil di wilayah MENA sekarang diharapkan tumbuh empat persen pada 2021 atau naik dari proyeksi IMF pada Oktober sebesar 3,2 persen. Namun, prospek akan bervariasi secara signifikan di berbagai negara tergantung pada faktor-faktor seperti peluncuran vaksin, pariwisata, dan kebijakan yang diberlakukan.
 
"Pemulihan akan berbeda antarnegara dan tidak merata di antara berbagai bagian populasi," kata Direktur Departemen IMF untuk Timur Tengah dan Asia Tengah Jihad Azour, dalam laporannya, dilansir dari CNBC International, Senin, 12 April 2021.

Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi akan didorong terutama oleh negara-negara pengekspor minyak yang akan mendapatkan keuntungan dari percepatan program vaksinasi dan kekuatan dari harga minyak. Azour menegaskan kapasitas setiap negara untuk pulih pada 2021 sangat bervariasi.
 
"Vaksin merupakan variabel penting tahun ini, dan percepatan vaksinasi dapat berkontribusi hampir satu persen tambahan dari PDB pada 2022," tuturnya.
 
IMF mengatakan beberapa negara di kawasan -seperti negara-negara Dewan Kerjasama Teluk, Kazakhstan, dan Maroko- memulai vaksinasi mereka lebih awal dan harus dapat menyuntik sebagian besar populasi mereka pada akhir 2021.
 
Negara lain, lanjut IMF, termasuk Afghanistan, Mesir, Iran, Irak, dan Lebanon diklasifikasikan sebagai inokulator lambat yang mungkin akan memvaksinasi sebagian besar penduduk mereka pada pertengahan 2022. Kelompok terakhir -inokulator terlambat- diperkirakan tidak akan mencapai vaksinasi penuh paling cepat pada 2023.
 
Ia menambahkan inokulator awal diharapkan mencapai tingkat PDB di 2019 pada 2022, tetapi negara-negara dalam dua kategori yang lebih lambat akan pulih ke tingkat pra-pandemi antara 2022 dan 2023. Azour mengatakan kebijakan inovatif membantu mempercepat pemulihan, tetapi sangat penting untuk membangun ke depan dengan lebih baik.
 
Hal itu dapat mencakup langkah-langkah untuk meningkatkan ekonomi, menarik investasi, meningkatkan kerja sama regional, dan mengatasi bekas luka krisis covid. "Semua elemen ini adalah lapisan perak yang dapat membantu mempercepat pemulihan dan membawa ekonomi kawasan (ke) tingkat pertumbuhan yang ada sebelum guncangan covid-19," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan