Ekonomi Singapura menghadapi resesi. Foto: AFP.
Ekonomi Singapura menghadapi resesi. Foto: AFP.

Singapura Hadapi Resesi

Ade Hapsari Lestarini • 29 April 2020 13:02
Singapura: Singapura akan memasuki resesi tahun ini karena pukulan pandemi covid-19. Banyak orang kehilangan pekerjaan dan menerima upah lebih rendah akibat ketidakpastian ini.
 
Melansir Channel News Asia, Rabu, 29 April 2020, bank sentral Singapura memperingatkan adanya resesi ini, serta tentang berapa lama dan kuat penurunan ekonomi akan terjadi.
 
Otoritas Moneter Singapura (MAS) dalam tinjauan ekonomi makro pertengahan tahunnya mencatat resesi ini bergantung pada bagaimana pandemi berkembang. Serta manjurnya respons kebijakan di seluruh dunia.

Selain itu pertumbuhan ekonomi Singapura bahkan bisa turun di bawah kisaran perkiraan minus empat hingga minus satu persen untuk mencatat kontraksi terburuknya.
 
Sebagai perbandingan, resesi terburuk Singapura sejauh ini adalah selama krisis keuangan Asia pada 1998, ketika ekonomi mengalami kontraksi 2,2 persen. Pertumbuhan ekonomi setahun penuh tercatat 0,1 persen selama krisis keuangan global pada 2009 dan menyusut 1,1 persen selama kegagalan dotcom pada 2001.
 
"Ekonomi Singapura akan memasuki resesi tahun ini," kata MAS dalam laporan setebal 132 halaman tersebut.
 
"Pada saat ini masih ada ketidakpastian yang signifikan atas keparahan penurunan ekonomi, serta pemulihannya. Risiko penurunan sebagian besar tergantung pada arah yang diambil akibat pandemi dan manjurnya respons kebijakan di seluruh dunia," tambahnya.
 
Saat ini Singapura sedang melalui periode pemutus siklus penyebaran covid-19. Periode awalnya dijadwalkan berakhir pada 4 Mei tetapi telah diperpanjang hingga 1 Juni.
 
Semua tempat kerja yang tidak penting telah ditutup dan penduduk diberitahu untuk tidak meninggalkan rumah mereka kecuali membeli makanan dan bahan makanan atau berolahraga sendirian di lingkungan tersebut.
 
Langkah-langkah ini mau tak mau harus mengorbankan perekonomian, yang terkontraksi 2,2 persen secara year to year dalam tiga bulan pertama. Hal ini menandai kuartal pertama yang negatif sejak krisis keuangan global pada 2009.
 
MAS mengatakan ekonomi Singapura kemungkinan akan terkontraksi lebih tajam pada kuartal kedua, mengingat tingkat keparahan wabah di antara mitra dagang utama, serta langkah-langkah pemutus sirkuit yang baru dimulai pada awal bulan ini.
 
Di luar itu, prospeknya penuh dengan ketidakpastian. Singapura bergantung pada keadaan eksternal, seperti penularan dan kejadian virus, serta kecepatan di mana negara-negara lain pulih dari tantangan kesehatan dan ekonomi mereka sendiri.
 
Bank Sentral Singapura menambahkan ada pemahaman yang buruk tentang bagaimana situasi covid-19 dapat berkembang secara global. Ini menyiratkan bahwa kedalaman dan durasi penurunan ekonomi Singapura, serta kekuatan pemulihan tetap tidak diketahui.
 
MAS menambahkan bahwa tidak jelas apakah penyakit ini akan berkurang secara global pada paruh kedua 2020 dan risiko gelombang infeksi berikutnya tetap tinggi sampai vaksin ditemukan.
 
"Mengingat kemungkinan pandemi ini akan berlarut-larut, tindakan penahanan hanya dapat dilakukan secara bertahap. Faktanya, langkah-langkah penahanan penurunan ekonomi mungkin diperlukan yang menghambat rebound kegiatan ekonomi," katanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan