Ilustrasi kilang migas. Foto: AFP.
Ilustrasi kilang migas. Foto: AFP.

Harga Minyak Melonjak setelah Persediaan AS Turun

Antara • 25 Agustus 2022 07:54
New York: Harga minyak melonjak lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah sesi bergejolak karena data menunjukkan penurunan dalam persediaan minyak mentah AS di tengah kekhawatiran AS tidak akan mempertimbangkan konsesi tambahan ke Iran dalam menanggapi rancangan perjanjian yang akan memulihkan kesepakatan nuklir Teheran.
 
Dikutip dari Antara, Kamis, 25 Agustus 2022, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober bertambah USD1,15 atau 1,2 persen, menjadi USD94,89 per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober naik USD1,0 atau 1,0 persen ditutup pada USD101,22 per barel di London ICE Futures Exchange.
 
baca juga: Harga Energi Tinggi, Kementerian ESDM: Penerapan Pajak Karbon Belum Tepat!

Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan bahwa persediaan minyak mentah komersial negara itu turun 3,3 juta barel selama pekan yang berakhir 19 Agustus. Para analis yang disurvei oleh S&P Global Commodity Insights memperkirakan stok minyak mentah AS akan menunjukkan penurunan 3,2 juta barel. Menurut EIA, persediaan bahan bakar sulingan turun 0,7 juta barel minggu lalu, sementara total persediaan bensin motor hampir tidak berubah dari minggu sebelumnya.
 
Sementara itu, Iran mengatakan telah menerima tanggapan dari Amerika Serikat terhadap teks final Uni Eropa untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Teheran 2015 dengan negara-negara besar.

Minyak juga didukung setelah Arab Saudi menyatakan minggu ini bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dapat mempertimbangkan untuk memangkas produksi, meskipun ada indikasi ekonomi sedang mengalami pelambatan dari bank sentral dan penurunan ekuitas menekan harga minyak.
 
Kedua kontrak acuan minyak mentah sempat menyentuh level tertinggi tiga minggu pada Rabu, 24 Agustus 2022, setelah menteri energi Saudi mengisyaratkan kemungkinan pemotongan produksi.
 
Namun demikian, OPEC bersama sekutunya, yang dikenal secara kolektif sebagai OPEC+, sudah memproduksi 2,9 juta barel per hari kurang dari targetnya, mempersulit keputusan untuk pengurangan produksi.
 
"Prospek harga minyak dan pasokan menunjukkan bahwa pemotongan OPEC+ saat ini tidak dijamin," kata Analis PVM Stephen Brennock.
 
Dia mengatakan pasokan minyak global bisa terpukul saat puncak musim badai AS. Di tempat lain, pemadaman pasokan di Libya tidak dapat diabaikan sementara kekayaan minyak Nigeria menunjukkan sedikit tanda membaik.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan