Ilustrasi. FOTO: AFP/Jay Directo
Ilustrasi. FOTO: AFP/Jay Directo

Pembatasan Dilonggarkan, ADB: Pengiriman Uang ke Asia Pasifik Berpotensi Naik 6,7% di 2021

Angga Bratadharma • 29 Desember 2021 13:03
Manila: Bank Pembangunan Asia mengungkapkan pengiriman uang ke kawasan Asia Pasifik dari warga yang bekerja di luar negeri dapat tumbuh 6,7 persen di tahun ini dan 5,9 persen pada tahun depan setelah merosot dua persen pada 2020. Hal itu didukung oleh pelonggaran lebih lanjut pembatasan covid-19 di negara-negara maju.
 
"Secara absolut, pengiriman uang ke wilayah tersebut diperkirakan meningkat sebesar USD21,2 miliar tahun ini dan USD19,8 miliar tahun depan," kata Asian Development Bank (ADB), dalam sebuah laporan yang diterbitkan, dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 29 Desember 2021.
 
ADB mencatat arus masuk ke kawasan itu tahun lalu mencapai USD314 miliar. Rata-rata, kawasan Asia Pasifik diperkirakan menyumbang sekitar 63,4 persen dari total peningkatan pengiriman uang global pada 2021 dan 2022. Penerimaan pengiriman uang di seluruh dunia dapat meningkat 4,8 persen atau USD34 miliar pada 2021 dan 4,2 persen atau USD30,7 miliar pada 2022.

"Sekitar 60 persen dari arus masuk remitansi ke kawasan Asia-Pasifik kemungkinan akan datang dari Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Sementara hampir 30 persen akan dari Timur Tengah," kata ADB.
 
ADB telah memangkas perkiraan pertumbuhannya untuk negara berkembang Asia -sekelompok 45 negara di kawasan Asia-Pasifik- untuk tahun ini dan selanjutnya untuk mencerminkan risiko dan ketidakpastian yang ditimbulkan oleh varian virus korona baru bernama Omicron.
 
Di sisi lain, ADB memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk negara berkembang di Asia pada tahun ini. Selain itu, juga memberikan pandangan risiko dan ketidakpastian yang dibawa oleh varian baru virus korona yang bernama Omicron.
 
Pemberi pinjaman yang berbasis di Manila sekarang melihat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di 2021 sebesar 7,0 persen untuk negara berkembang di Asia. Angka itu turun dari 7,1 persen, dan pertumbuhan 2022 sebesar 5,3 persen atau turun dari 5,4 persen pada September.
 
"Covid-19 telah surut di negara berkembang di Asia, tetapi meningkatnya infeksi di seluruh dunia dan munculnya varian yang menyebar cepat menunjukkan bahwa pandemi akan membutuhkan waktu untuk berhenti," pungkas ADB.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan