"Pemerintah Kishida harus mengeluarkan sebanyak USD400 miliar belanja publik selama lima tahun ke depan untuk meningkatkan investasi medis dan antibencana," kata George Hara dikutip dari Antara, Selasa, 5 April 2022.
Hara, yang mengepalai sebuah organisasi yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan di seluruh dunia, tampaknya menjadi tulang punggung agenda kapitalisme baru Kishida di mana perdana menteri mendorong distribusi kekayaan yang lebih besar.
Dia bahkan menjelaskan ketika Federal Reserve AS dan bank sentral lainnya bergerak maju dengan menaikkan suku bunga, bank sentral Jepang (BOJ) harus mengikuti untuk menghindari spread imbal hasil Jepang melebar terlalu banyak.
"Yen melemah karena perbedaan imbal hasil, jadi tidak ada masalah jika suku bunga di Jepang naik," kata Hara, yang menambahkan kebijakan moneter Jepang harus bergerak sejalan dengan negara lain di dunia.
"Mempertahankan suku bunga di sekitar nol adalah negatif bagi banyak orang di Jepang yang mengandalkan tabungan atau pensiun untuk bertahan hidup," tambah Hara.
Dia menambahkan, mereka yang akan dirugikan oleh suku bunga yang lebih tinggi di Jepang kemungkinan adalah pemain keuangan seperti hedge fund dan pedagang frekuensi tinggi.
Hara mengenal Kishida selama tugas perdana menteri 2012-2017 sebagai menteri luar negeri ketika Hara menjabat sebagai penasihat Kantor Kabinet Jepang, yang mengawasi perencanaan ekonomi jangka panjang pemerintah.
Hara, yang juga menjabat sebagai penasihat kementerian keuangan selama empat tahun hingga 2010, mengatakan pemerintah harus meningkatkan pengeluaran untuk infrastruktur medis dan antibencana sebanyak 10 triliun yen (USD81,55 miliar) per tahun selama lima tahun.
Kishida sejauh ini telah memerintahkan kabinetnya untuk menyusun paket bantuan untuk mengimbangi pukulan ekonomi dari kenaikan harga-harga energi, yang akan didanai oleh cadangan khusus.
Perdana Menteri Kishida juga menghadapi tekanan, termasuk dari mitra koalisi partainya yang berkuasa Komeito, untuk mengumpulkan anggaran tambahan guna memperbesar ukuran pengeluaran itu.
Jepang memasuki pandemi virus korona yang sudah dibebani dengan utang lebih dari dua kali lipat ukuran ekonominya senilai USD4,6 triliun, menjadikannya negara yang paling berutang di dunia industri sebagai hasil dari pengeluaran besar-besaran selama beberapa dekade yang bertujuan untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonominya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id