Exxon mobile. Foto : AFP.
Exxon mobile. Foto : AFP.

ExxonMobil Hengkang dari Rusia

Antara • 02 Maret 2022 10:44
Houston: ExxonMobil akan menghentikan operasi produksi minyaknya di Rusia. ExxonMobil menjadi perusahaan energi besar Barat terbaru yang keluar dari negara kaya minyak itu, menyusul invasi Moskow ke Ukraina.
 
Keputusan itu termasuk operasi di proyek produksi minyak dan gas besar di Pulau Sakhalin di Timur Jauh Rusia. British BP PLC, Shell, dan Equinor ASA dari Norwegia sebelumnya telah mengungkapkan rencana untuk meninggalkan operasi-operasi mereka di Rusia.
 
"Mengingat situasi saat ini, ExxonMobil tidak akan berinvestasi dalam pengembangan baru di Rusia," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataannya, dikutip dari Antara, Rabu, 2 Maret 2022.

Exxon tidak memberikan jadwal untuk keluar, atau mengomentari potensi penurunan aset. Perusahaan mengutuk serangan Rusia dan mengatakan mendukung rakyat Ukraina.
 
"Kami menyesalkan tindakan militer Rusia yang melanggar integritas wilayah Ukraina dan membahayakan rakyatnya," kata Exxon.
 
ExxonMobil telah mulai mengeluarkan karyawan yang merupakan warga negara AS dari Rusia. Reuters melaporkan sebelumnya, berdasarkan dua orang yang mengetahui masalah tersebut.
 
Menurut situs webnya, ExxonMobil tahun lalu mempekerjakan lebih dari 1.000 orang di seluruh Rusia dengan kantor di Moskow, St. Petersburg, Yekaterinburg, dan Yuzhno-Sakhalinst.
 
Jumlah staf ekspatriat yang dievakuasi tidak jelas. Perusahaan mengirim pesawat ke Pulau Sakhalin untuk mengambil staf, kata salah satu orang yang mengetahui masalah tersebut.
 
ExxonMobil mengoperasikan tiga ladang minyak dan gas lepas pantai besar yang beroperasi di Pulau Sakhalin atas nama konsorsium internasional perusahaan Jepang, India, dan Rusia. Perusahaan telah memajukan rencana untuk menambah terminal ekspor gas alam cair di lokasi tersebut.
 
"Bisnis ExxonMobil di Rusia relatif kecil, dalam konteks perusahaannya yang lebih luas, sehingga tidak memiliki signifikansi yang sama seperti yang dimiliki BP atau TotalEnergies, jika ingin meninggalkan aset Rusianya," kata Direktur Energi dan Peneliti Pertambangan Pallissy Advisors Anish Kapadia.  
 
Perusahaan, yang telah mengembangkan ladang minyak dan gas Rusia sejak 1995, mendapat tekanan untuk memutuskan hubungannya dengan Rusia atas invasi Moskow ke Ukraina. Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus".
 
Fasilitas Sakhalin, yang telah dioperasikan ExxonMobil sejak produksi dimulai pada 2005, merupakan salah satu investasi langsung terbesar di Rusia, menurut deskripsi proyek di situs web ExxonMobil. Operasi tersebut telah memompa minyak dan gas hingga 300 ribu barel per hari
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan