Harga Minyak. Foto : AFP/Carina Johansen.
Harga Minyak. Foto : AFP/Carina Johansen.

Harga Minyak Dunia Melemah, Parkir di USD74,39/Barel

Antara • 14 Desember 2021 07:35
New York: Harga minyak mentah berjangka melemah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Kondisi ini terjadi di tengah kekhawatiran meningkatnya kasus virus korona di seluruh dunia, sehingga dapat mengurangi permintaan minyak mentah karena keraguan baru muncul tentang efektivitas vaksin terhadap varian Omicron.
 
Mengutip Antara, Selasa, 14 Desember 2021, minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari turun 76 sen atau 1,0 persen menjadi USD74,39 per barel di London ICE Futures Exchange. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari kehilangan 38 sen atau 0,5 persen menjadi USD71,29 per barel di New York Mercantile Exchange.
 
Varian Omicron, dilaporkan di lebih dari 60 negara, menimbulkan risiko global sangat tinggi.Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), beberapa bukti menunjukkan varian tersebut menghindari perlindungan vaksin.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menaikkan perkiraan permintaan minyak dunia untuk kuartal pertama 2022 tetapi mempertahankan prediksi pertumbuhan setahun penuh.
 
OPEC mengatakan varian Omicron akan memiliki dampak ringan karena dunia terbiasa menghadapi pandemi covid-19. Pemerintah-pemerintah di seluruh dunia, termasuk Inggris dan Norwegia, memperketat pembatasan untuk menghentikan penyebaran varian Omicron.
 
Setidaknya satu orang meninggal di Inggris setelah tertular Omicron, kematian pertama yang dikonfirmasi secara publik secara global dari varian yang menyebar dengan cepat.
 
Di Tiongkok, sebuah provinsi manufaktur besar, Zhejiang, memerangi klaster covid-19 pertamanya tahun ini, dengan ratusan ribu warga sekarang dikarantina.
 
"Tiongkok adalah importir minyak mentah terbesar di dunia, dan itu bisa tertekan lebih cepat jika covid menyebar tanpa terkendali di negara terpadat di dunia,” kata Direktur Energi berjangka di Mizuho di New York, Bob Yawger.
 
OPEC dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, akan bertemu pada 4 Januari untuk memutuskan kebijakan produksi mereka.
 
Menteri perminyakan Irak memperkirakan OPEC pada pertemuan berikutnya akan mempertahankan kebijakannya tentang peningkatan pasokan bulanan bertahap sebesar 400 ribu barel per hari (bph).
 
Menteri Energi Arab Saudi mengatakan pasar minyak dapat menghadapi periode berbahaya karena berkurangnya investasi dalam eksplorasi dan pengeboran. Sehingga mengancam akan memangkas produksi minyak mentah sebesar 30 juta barel per hari pada 2030.
 
Sementara itu, di Amerika Serikat, produksi minyak mentah dari cekungan Permian, formasi serpih minyak terbesar AS, diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi pada Januari.

Harga gas tinggi


Di Eropa, harga gas alam melonjak 11 persen pada Senin, 13 Desember 2021, karena perkiraan musim dingin dan kekhawatiran pipa gas Nord Stream 2 Gazprom PAO dari Rusia ke Jerman akan tetap ditutup jika Rusia memperbarui agresi terhadap Ukraina.
 
Analis mengatakan harga gas yang lebih tinggi itu akan mendukung permintaan dan harga minyak, karena produsen dan pembangkit listrik Eropa beralih dari gas yang langka dan mahal ke minyak untuk bahan bakar mereka.
 
Pedagang juga akan fokus minggu ini terhadap keputusan kebijakan moneter potensial yang diperkirakan akan diambil oleh Bank Sentral Eropa (ECB), Federal Reserve AS, Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Jepang, termasuk penghentian paket stimulus lebih awal.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan