Gedung The Fed. FOTO: Xinhua/Liu Jie.
Gedung The Fed. FOTO: Xinhua/Liu Jie.

Kenaikan Inflasi AS Ancam Pemulihan Ekonomi RI, Kok Bisa?

Eko Nordiansyah • 08 Juni 2022 11:51
Jakarta: Kenaikan inflasi di Amerika Serikat (AS) yang diikuti oleh naiknya suku bunga acuan dinilai akan memberikan dampak terhadap pemulihan ekonomi global. Tak terkecuali Indonesia sebagai negara berkembang juga bisa terdampak kondisi tersebut.
 
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan mengatakan, kenaikan tingkat suku bunga acuan AS atau Fed bisa terjadi tiga hingga empat tahun ini. Kenaikan Fed fund rate bisa memicu terjadinya resesi ekonomi.
 
"Situasi ini bisa berdampak pemulihan ekonomi ditargetkan tumbuh lima persen bisa terkoreksi bahkan bisa kembali minus. Kita harus mempersiapkan dari gelombang adanya instabilitas moneter global," kata dia kepada wartawan, Rabu, 8 Juni 2022.

Ia menyebut, karena terjadinya kenaikan biaya bunga atau cost of fund bagi pelaku usaha khususnya pengusaha yang memiliki rasio utang cukup tinggi, mereka akan kesulitan membayar pinjaman. Sementara di saat yang sama tidak semua permintaan mengalami kenaikan.
 
"Belum semua permintaan mengalami kenaikan kembali kepada prapandemi. Jadi ada disrupsi rantai pasok, sebelumnya juga ada konflik di Ukraina, membuat harga pangan energi naik dan ini akhirnya menjadi beban bagi pemulihan ekonomi di hampir seluruh negara," ungkapnya.
 
Selain itu, kenaikan suku bunga di AS juga akan menyebabkan banyak modal asing keluar dari negara-negara berkembang. Kondisi ini akan membuat penurunan likuiditas di pasar keuangan, bahkan mengurangi investasi asing.
 
"Kenaikan suku bunga berlebihan juga pada akhirnya memicu larinya modal asing secara masif. Terutama kembali kepada aset yang dinilai aman sehingga mereka akan mengurangi investasi di negara berkembang," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan