Foto: AFP.
Foto: AFP.

Keseimbangan Produsen Minyak Global Rapuh

Angga Bratadharma • 04 Agustus 2020 14:01
Riyadh: Negara anggota pengekspor minyak (OPEC) dan sekutu-sekutunya perlu menemukan keseimbangan antara mendukung harga minyak sekaligus tetap mempertahankan produksi minyak mentah AS. Hal itu perlu dilakukan mengingat OPEC dan sekutunya yang lebih dikenal dengan OPEC+ mulai mengurangi pasokan minyak guna menjaga stabilitas.
 
Mengutip CNBC, Selasa, 4 Agustus 2020, pemotongan produksi minyak yang dilakukan OPEC dan OPEC+ sebanyak 9,7 juta barel per hari sudah berakhir pada 31 Juli 2020. Pada Agustus, pemotongan produksi akan meruncing menjadi 7,7 juta barel per hari.
 
"Saya pikir kita menyaksikan adanya tindakan penyeimbangan yang dilakukan OPEC+ di sini," kata Kepala Strategi JTD Energy Services John Driscoll.

OPEC+ pada April lalu sudah membuat kesepakatan untuk mengurangi pasokan ke pasar minyak sebagai upaya untuk mendukung harga. Kesepakatan dilakukan mengingat harga minyak telah terjun bebas pada awal tahun ini di tengah kehancuran permintaan imbas virus korona dan perang harga antara Rusia dan Arab Saudi.
 
"Sekarang mereka telah memulihkan harganya, tetapi mereka harus sangat berhati-hati karena mereka tidak ingin menjadi korban dari kesuksesan mereka sendiri. Saya melihat ini adalah tindakan penyeimbangan yang sangat rapuh dan ada awan ketidakpastian yang menggantung terhadap kecepatan pemulihan," kata Driscoll.
 
Dia pun sulit memprediksi seberapa cepat ekonomi dapat pulih akibat hantaman virus korona. "Kami buta, tetapi mencoba untuk menemukan alat ajaib guna menjaga produksi AS agar tetap stabil serta mendukung harga minyak," ucapnya.
 
Di sisi lain, harga minyak dunia naik lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB). Penguatan didorong data ekonomi positif dari Amerika Serikat, Eropa, dan Asia.
 
Namun demikian investor tetap khawatir tentang meningkatnya kasus covid-19 secara global dan kelebihan pasokan ketika OPEC mulai mengurangi produksi.
 
Selasa, 4 Agustus 2020, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober naik 63 sen atau 1,5 persen menjadi USD44,15 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) bertambah 74 sen atau 1,8 persen menjadi USD41,01 per barel.
 
"Aktivitas manufaktur AS meningkat ke level tertinggi dalam hampir satu setengah tahun pada Juli, karena pesanan meningkat meskipun terjadi kebangkitan infeksi baru covid-19," kata lembaga riset Institute for Supply Management (ISM).
 
Survei serupa menunjukkan aktivitas manufaktur di zona euro meningkat bulan lalu untuk pertama kalinya sejak awal 2019, sementara data manufaktur yang positif di Asia juga mendorong harga minyak. "Sektor industri bangkit kembali dan itu menandakan baik untuk permintaan (minyak) ke depan," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan