Tidak semua perekonomian negara di Asia melaporkan angka ekonomi kuartal keempat dan setahun penuh. Tetapi perkiraan yang dikumpulkan CNBC International dari sumber resmi dan lembaga terkait seperti Dana Moneter Internasional menunjukkan Vietnam mengungguli semua rekan regionalnya pada tahun lalu.
Menurut perkiraan pemerintah yang dirilis pada akhir Desember 2019, ekonomi Vietnam tumbuh 2,9 persen pada 2020 dibandingkan dengan di 2019. Pencapaian tersebut lebih baik dari perkiraan pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebesar 2,3 persen selama periode yang sama.
"Dengan kinerja ini, Vietnam telah menghasilkan salah satu (tingkat) pertumbuhan tertinggi dalam satu tahun di mana seluruh dunia berada dalam resesi yang dalam," kata Ekonom Bank of America Global Research, dalam sebuah laporan, dilansir dari CNBC International, Sabtu, 30 Januari 2021.
Beberapa ekonom selama beberapa tahun terakhir mempertanyakan kebenaran data Produk Domestik Bruto (PDB) Vietnam. Meski demikian, banyak ekonom tampak optimistis pertumbuhan ekonomi negara tersebut akan kembali melesat di tahun ini.
Penanganan wabah virus korona di Vietnam dipuji secara internasional sebagai model untuk diikuti negara berkembang lainnya, dan membantu ekonominya untuk terus tumbuh sepanjang 2020. "Perekonomian yang kuat itu kemungkinan akan berlanjut di tahun ini," kata Ekonom Bank of America.
Bank of America memperkirakan ekonomi Vietnam tumbuh 9,3 persen pada 2021. Tingkat pertumbuhan ini yang jauh lebih tinggi daripada ekspansi 6,7 persen yang diproyeksikan oleh Bank Dunia.
"Mempertimbangkan telah menjadi penerima manfaat utama dari tren relokasi/diversifikasi rantai pasokan keluar dari Tiongkok selama beberapa tahun terakhir, kami melihat cakupan besar untuk pertumbuhan ekspor Vietnam di tahun-tahun mendatang,” kata Fitch Solutions.
Negara Asia Tenggara itu juga telah menandatangani beberapa perjanjian perdagangan baru -seperti dengan Inggris dan Uni Eropa- yang selanjutnya dapat meningkatkan arus perdagangan. "Salah satu potensi ancaman bagi pertumbuhan ekspor Vietnam adalah sanksi dari AS," kata Ekonom Senior Asia Capital Economics Gareth Leather.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News