Mengutip data Yahoo Finance, Selasa, 20 Agustus 2024, harga minyak mentah Brent ditutup pada USD77,66 per barel, turun USD2,02 atau 2,5 persen. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup pada USD74,37 per barel turun USD2,28 atau 3,0 persen.
"Pasar ini berada di bawah tekanan karena ekspektasi mereka akan terus berusaha keras dalam perundingan gencatan senjata," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dorongan diplomatik terbaru oleh Washington untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza mungkin yang terbaik dan sebagai kesempatan terakhir. Ia memohon semua pemangku kepentingan untuk menyelesaikan kesepakatan tersebut.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia menegaskan kembali komitmen Israel terhadap usulan terbaru Amerika mengenai pembebasan sandera dengan mempertimbangkan kebutuhan keamanan Israel.
"Sebagian besar penjualan minggu lalu di seluruh kompleks energi telah mencerminkan pengurangan premi risiko Timur Tengah," kata Jim Ritterbusch, dari Ritterbusch and Associates di Florida.
Baca juga: Tren Minyak Dunia Semakin Menurun |
Permintaan menyusut imbas lemahnya ekonomi Tiongkok
Masalah ekonomi Tiongkok juga menekan harga minyak, dengan data minggu lalu menunjukkan harga rumah baru turun pada laju tercepat dalam sembilan tahun. Kilang minyak Tiongkok memangkas tajam laju pemrosesan minyak mentah bulan lalu sebagai respons terhadap melemahnya permintaan bahan bakar.
Kedua patokan minyak mentah turun hampir dua persen pada Jumat karena investor meredam ekspektasi pertumbuhan permintaan Tiongkok, tetapi mengakhiri minggu sebagian besar tidak berubah setelah data AS menunjukkan inflasi melambat meskipun belanja ritel kuat.
"Kekhawatiran terus-menerus tentang permintaan yang lambat di Tiongkok menyebabkan aksi jual," kata Hiroyuki Kikukawa, presiden NS Trading, seraya menambahkan semakin dekatnya akhir musim puncak berkendara di Amerika Serikat merupakan faktor lain yang membebani harga.
Namun, risiko pasokan akibat ketegangan yang terus berlanjut di Timur Tengah dan meningkatnya perang Rusia-Ukraina menopang pasar. Investor energi juga menunggu petunjuk mengenai keputusan suku bunga Federal Reserve AS berikutnya.
Mayoritas ekonom memperkirakan Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin di masing-masing dari tiga pertemuan yang tersisa tahun ini, satu pemangkasan lebih banyak dari yang diprediksi bulan lalu, dan resesi tidak mungkin terjadi.
Pemangkasan suku bunga dapat menggerakkan aktivitas ekonomi di negara konsumen minyak terbesar di dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News