Bambang Brodjonegoro. FOTO: MI/Adam Dwi
Bambang Brodjonegoro. FOTO: MI/Adam Dwi

Butuh Investasi USD125 Triliun untuk Capai Emisi Nol Bersih

Antara • 03 Juni 2022 07:45
Jakarta: Lead Co-Chair Think 20 (T20) Indonesia Bambang Brodjonegoro mengatakan dunia membutuhkan investasi terkait iklim sebesar USD125 triliun untuk mencapai emisi nol bersih pada 2050. Hal itu jika mengutip data The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).
 
"Ini termasuk investasi tahunan sebesar USD32 triliun di enam sektor utama yang menyumbang sepertiga dari Produk Domestik Bruto (PDB) dunia di 2021," ungkap Bambang, dalam Webinar T20 Indonesia, dilansir dari Antara, Jumat, 3 Juni 2022.
 
Adapun keenam sektor yang dimaksud adalah listrik yang membutuhkan USD16 triliun, transportasi sebesar USD5,4 triliun, gedung sebanyak USD5,2 triliun, sektor industri yang membutuhkan investasi sebesar USD2,2 triliun, bahan bakar emisi rendah senilai USD1,5 triliun, serta agrikultur, kehutanan, dan penggunaan lahan lainnya sebanyak USD1,5 triliun.

Kendati demikian, Bambang berpendapat terdapat permasalahan mengenai kesenjangan yang lebar antara kapasitas pembiayaan ekonomi hijau negara berkembang dengan negara maju. "Kapasitas ekonomi negara berkembang secara alami lebih rendah daripada negara maju. Tidak mengherankan bahwa mereka memiliki kapasitas fiskal dan moneter yang lebih kecil," ungkapnya.
 
Menurut dia, hal tersebut diperburuk dengan pandemi yang telah mengambil ruang pembiayaan dan membutuhkan tindakan transisi iklim yang lebih besar. Banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah yang memiliki komitmen terhadap dekarbonisasi, sering terhambat oleh ruang fiskal yang terbatas dan kendala pembiayaan eksternal yang mengikat.
 
Bahkan sebelum covid-19, lanjut dia upaya dekarbonisasi skala besar di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah mengorbankan anggaran lainnya yang penting untuk agenda pembangunan ekonomi jangka panjang seperti infrastruktur dasar, sekolah, dan rumah sakit.
 
"Covid-19 semakin memperparah kendala fiskal yang dihadapi negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah," ucap dia.
 
Maka dari itu, ia berharap kolaborasi antar negara sangat diperlukan untuk menjawab tantangan yang ada untuk mengatasi perubahan iklim.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan