Laporan Bank Pembangunan Asia (ADB) mengatakan pandemi covid-19 telah menghambat kegiatan ekonomi dan melemahkan permintaan eksternal.
Mengutip Xinhua, Minggu, 21 Juni 2020, dalam suplemen reguler untuk publikasi ekonomi andalan tahunannya, Asian Development Outlook (ADO) 2020 yang dirilis April, ADB memperkirakan pertumbuhan 0,1 persen untuk wilayah tersebut pada 2020.
"Ini turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,2 persen pada April dan akan menjadi pertumbuhan paling lambat untuk kawasan itu sejak 1961," tambah laporan terbaru itu.
Laporan ini lebih lanjut mengatakan pertumbuhan pada 2021 diperkirakan akan meningkat menjadi 6,2 persen, seperti perkiraan pada April. Sementara tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2021 akan tetap di bawah apa yang telah dibayangkan dan di bawah tren pra-krisis.
Baca: ADB Ramal Ekonomi RI akan Pulih di 2021
Adapun laporan ini tidak termasuk ekonomi industri baru dari Daerah Administratif Khusus Hong Kong, Tiongkok, Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan. Laporan itu mengatakan Asia yang sedang berkembang diperkirakan tumbuh 0,4 persen tahun ini dan 6,6 persen pada 2021.
"Ekonomi di Asia dan Pasifik akan terus merasakan pukulan pandemi covid-19 tahun ini bahkan ketika penguncian (wilayah) perlahan-lahan dikurangi dan kegiatan ekonomi tertentu yang dimulai kembali dalam skenario kenormalan baru," kata Kepala Ekonom ADB Yasuyuki Sawada dalam pernyataannya.
"Meskipun kami melihat prospek pertumbuhan yang lebih tinggi untuk wilayah ini pada 2021, ini terutama disebabkan oleh angka yang lemah tahun ini, dan ini tidak akan menjadi pemulihan berbentuk V," katanya.
Laporan yang diperbarui mengatakan bahwa risiko terhadap prospek pertumbuhan ekonomi tetap pada sisi negatifnya. Sementara Asia Timur diperkirakan akan tumbuh 1,3 persen pada 2020, sedangkan pertumbuhan pada 2021 akan pulih menjadi 6,8 persen, menurut laporan itu.
Terpukul keras oleh covid-19, Asia Selatan diperkirakan berkontraksi tiga persen pada 2020, dibandingkan dengan pertumbuhan yang diprediksi pada April sebesar 4,1 persen. Prospek pertumbuhan untuk 2021 direvisi turun menjadi 4,9 persen dari 6,0 persen.
Sedangkan ekonomi India diperkirakan berkontraksi sebesar empat persen pada tahun fiskal (TA) 2020, berakhir pada 31 Maret 2021, sebelum tumbuh 5,0 persen pada TA 2021.
Baca: ADB: Ekonomi Asia Tenggara Turun 2,7% di 2020
Menurut laporan itu, kegiatan ekonomi di Asia Tenggara diperkirakan berkontraksi sebesar 2,7 persen tahun ini sebelum tumbuh sebesar 5,2 persen pada 2021.
Kontraksi diperkirakan di negara-negara utama karena tindakan pengendalian covid-19 memengaruhi konsumsi dan investasi domestik, termasuk Indonesia (-1 persen), Filipina (-3,8 persen), dan Thailand (-6,5 persen).
Sementara Vietnam diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,1 persen pada 2020. Sementara itu 0,7 poin lebih rendah dari perkiraan April ADB. "Itu adalah pertumbuhan tercepat yang diharapkan di Asia Tenggara," kata laporan itu.
Selain itu inflasi untuk negara-negara berkembang di Asia diperkirakan 2,9 persen pada 2020, turun dari perkiraan 3,2 persen pada April. Hal ini mencerminkan permintaan yang menurun dan harga minyak yang lebih rendah. Sementara pada 2021, ia mengatakan inflasi diperkirakan akan turun menjadi 2,4 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News