Ilustrasi. FOTO: AFP
Ilustrasi. FOTO: AFP

Tiongkok Gelontorkan Anggaran Jumbo untuk Selamatkan Perekonomian

Angga Bratadharma • 05 September 2022 14:40
Beijing: Tiongkok memutuskan untuk meningkatkan stimulus perekonomian dengan menyediakan anggaran sebesar satu triliun yuan. Langkah itu diambil guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengekang dampak penguncian covid yang berulang, dan meminimalisir krisis di pasar properti.
 
Dewan Negara, Kabinet Tiongkok, menguraikan paket kebijakan 19 poin termasuk 300 miliar yuan yang dapat diinvestasikan oleh bank kebijakan negara dalam proyek infrastruktur, selain 300 miliar yuan yang telah diumumkan di akhir Juni. Pemerintah daerah akan dialokasikan 500 miliar yuan obligasi khusus dari kuota yang sebelumnya tidak terpakai.
 
Mengutip The Business Times, Senin, 5 September 2022, pada pertemuan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang, Dewan Negara berjanji untuk menggunakan alat yang tersedia di kotak peralatan untuk mempertahankan skala kebijakan yang wajar secara tepat waktu dan tegas.

Pada saat yang sama, Dewan Negara mengatakan, ekonomi tidak akan dibanjiri dengan stimulus berlebihan dan Tiongkok tidak akan menarik terlalu banyak ruang kebijakan masa depannya, mengulangi sikap pejabat yang relatif berhati-hati terhadap stimulus tahun ini.
Baca: KSP: Bansos BBM Pasti Tepat Sasaran!

Penghentian pembukaan kembali Tiongkok dari penguncian covid serta kemerosotan properti selama setahun telah melemahkan pertumbuhan, menempatkan tujuan resmi pemerintah sekitar 5,5 persen di luar jangkauan. Para pejabat telah meremehkan target dalam beberapa bulan terakhir karena mereka tetap berpegang pada kebijakan nol covid.
 
Sedangkan para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kurang dari empat persen di tahun ini. Ekonom Goldman Sachs Group mengatakan langkah-langkah yang diumumkan tidak akan cukup untuk mengangkat tingkat pertumbuhan keseluruhan dari tiga persen yang mereka proyeksikan.
 
"Langkah-langkah terbaru dapat membantu mengimbangi kontraksi tajam dalam pendapatan pemerintah dan mendukung pertumbuhan investasi infrastruktur sampai tingkat tertentu," pungkas para ekonom.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan