Ilustrasi. Foto: AFP
Ilustrasi. Foto: AFP

Gerak Dolar AS Tertahan terhadap Beberapa Mata Uang Utama Dunia

Annisa ayu artanti • 19 Desember 2023 09:22
Singapura: Mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menempati posisi terendah di sekitar lima bulan terhadap dolar Australia dan Selandia Baru.
 
Mata uang negeri Paman Sam itu tengah sensitif terhadap risiko mendapat keuntungan dari prospek bahwa Federal Reserve AS dapat mulai melonggarkan suku bunga paling cepat pada awal tahun depan.
 
Melansir Channel News Asia, Selasa, 19 Desember 2023, dolar Aussie naik tipis 0,02 persen ke USD0,6708, setelah mencapai puncaknya di USD0,6736 di sesi sebelumnya, tertinggi sejak 31 Juli.
 
Kiwi juga naik 0,1 persen ke USD0,6218, tidak terlalu jauh dari level tertinggi perdagangan Senin di USD0,6250.
 
Baca juga: Sinyal Penurunan The Fed Belum Jelas, Rupiah Melemah Lagi

Pertemuan The Fed

Beberapa pejabat Fed telah menolak ekspektasi pasar mengenai seberapa cepat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dapat menurunkan suku bunga, komentar-komentar tersebut tidak banyak mempengaruhi harga pasar dan membendung penurunan greenback.
 
Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee pada hari Senin mengatakan Fed tidak berkomitmen untuk memangkas suku bunga dengan segera dan cepat, dan lonjakan ekspektasi pasar Fed akan melakukannya bertentangan dengan fungsi bank sentral AS.
 
"Mungkin diperlukan inflasi PCE atau komentar dari Ketua FOMC (Jerome) Powell untuk mendorong para pelaku pasar menunda ekspektasi mereka akan dimulainya siklus penurunan suku bunga," kata Kepala Ekonomi Internasional dan Berkelanjutan Commonwealth Bank of Australia (CBA), Joseph Capurso.
 
Pembacaan pada indeks harga Personal Consumption Expenditures (PCE) inti ukuran yang lebih disukai oleh The Fed untuk mendasari inflasi akan dirilis minggu ini, memberikan kejelasan lebih lanjut tentang apakah inflasi telah cukup melambat bagi The Fed untuk mulai melonggarkan kebijakan moneter tahun depan.
 
Poundsterling naik 0,07 persen ke USD1,2656, sementara euro tergelincir 0,01 persen ke USD1,0921.
 
Capurso juga mengatakan kedua mata uang tersebut adalah yang paling rentan terhadap dislokasi di pasar minyak dan gas karena ketergantungan mereka yang meningkat pada energi dari Timur Tengah, setelah kelompok militan Houthi Yaman menyerang kapal-kapal di Laut Merah.
 
Serangan-serangan tersebut menyebabkan lonjakan harga minyak karena para investor khawatir akan gangguan pada perdagangan dan juga biaya pasokan.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan