Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Makin Menanjak, Harga Minyak Dunia Tembus USD113/Barel!

Antara • 03 Maret 2022 08:14
New York: Harga minyak mentah dunia melonjak tanpa henti, hingga melampaui USD110 per barel pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Harga minyak telah memperpanjang reli sejak Rusia menginvasi Ukraina tujuh hari lalu.
 
Namun demikian, kenaikan ini terjadi di tengah ekspektasi pasar yang akan tetap kekurangan pasokan selama berbulan-bulan mendatang, menyusul sanksi terhadap Moskow dan banjir divestasi dari aset minyak Rusia oleh perusahaan besar.
 
Melansir Antara, Kamis, 3 Maret 2022, minyak mentah berjangka brent untuk pengiriman Mei mencapai level tertinggi USD113,94 per barel, sebelum melonjak USD7,96 atau 7,6 persen menjadi USD112,93 per barel.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April mencapai level tertinggi di USD112,51 per barel, dan ditutup USD7,19 atau 7,0 persen lebih tinggi menjadi USD110,60 per barel.
 
Pasar bergerak reli hingga penutupan perdagangan dengan volume besar, dengan patokan global minyak mentah brent mengakhiri hari pada penutupan tertinggi sejak Juni 2014. Sementara penyelesaian minyak mentah AS adalah yang tertinggi sejak Mei 2011.

Invasi Rusia buat brent naik lebih dari 15 persen

Reli minyak telah dramatis, dengan brent naik lebih dari 15 persen minggu ini saja, karena Barat menanggapi invasi Moskow dengan berbagai sanksi yang menargetkan transaksi keuangan dan bank, yang dirancang untuk memukul ekonomi Rusia.
 
Sementara sektor energi tidak secara khusus ditargetkan, sanksi telah menghambat kemampuan ekspor dari Rusia, yang ekspor minyaknya menyumbang sekitar 8,0 persen dari pasokan global, atau empat juta hingga lima juta barel per hari, lebih banyak daripada negara mana pun selain Arab Saudi.
 
"Sepertinya pasar semakin memperkirakan gangguan pasokan setidaknya sebagian dari hampir empat juta barel per hari minyak yang dijual ke AS dan Uni Eropa," kata Presiden Lipow Oil Associates di Houston, Andrew Lipow.
 
Bantuan pasokan lebih banyak tidak mungkin ada dalam waktu dekat. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya -yang termasuk Rusia- tetap pada rencana jangka panjang mereka untuk meningkatkan produksi hanya 400 ribu barel per hari pada pertemuan singkat pada Rabu, 2 Maret 2022.
 
Bahkan ketika kelompok produsen, yang dikenal sebagai OPEC+, telah meningkatkan produksi selama beberapa bulan terakhir, negara-negara anggota secara rutin gagal mencapai target mereka, sehingga memperlebar celah yang hanya dapat diisi dengan menimbun persediaan.

Permintaan pasokan

Permintaan di seluruh dunia saat ini secara kasar telah mencapai tingkat pra-pandemi, dan ada pasokan yang tidak memadai, menyebabkan negara-negara besar menurunkan persediaan mereka untuk menutupi kekurangan tersebut.
 
Penyulingan dan pembeli minyak lainnya berebut. Nilai minyak mentah terkemuka yang diperdagangkan di seluruh dunia, seperti di Laut Utara dan Timur Tengah, berada pada rekor premium di atas Brent.
 
Menambahkan situasi kian buruk, Gedung Putih mengatakan sangat terbuka untuk kemungkinan melakukan sanksi terhadap minyak dan gas Rusia. Analis memprediksi, itu bisa mendorong harga lebih tinggi, sampai konsumen mulai menolak kenaikan biaya-biaya.
 
Amerika Serikat telah berusaha untuk menghubungkan tindakan yang akan merugikan pasar minyak global dan yang ditujukan ke Rusia. Pada Rabu, AS memberlakukan pembatasan ekspor baru pada teknologi penyulingan tertentu, yang dimaksudkan untuk merugikan sektor penyulingan minyak Rusia di masa depan.
 
Perdagangan minyak Rusia sudah kacau karena produsen menunda penjualan, importir menolak kapal Rusia dan pembeli di seluruh dunia mencari minyak mentah di tempat lain karena sanksi Barat dan penarikan oleh perusahaan swasta menekan Rusia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan