Jakarta: Invasi Rusia ke Ukraina mengguncang pasar komoditas global, mulai dari harga batu bara hingga nikel. Pasalnya, ekspor komoditas Rusia terhambat sanksi dari negara barat.
Dilansir Moneycontrol, Jumat, 4 Maret 2022, harga logam, seperti nikel telah mencapai level tertinggi sejak sepuluh tahun terakhir, yakni menembus USD26.505 per ton.
Harga aluminium juga dilaporkan mencapai titik tertinggi sepanjang masa dengan mencapai USD3.597 per ton. Selain itu, harga batu bara pecahkan rekor baru dengan USD400 per ton.
Rusia diketahui memproduksi enam persen aluminium dunia dan 10 persen nikel dunia. Dalam satu hari, harga batu bara menyentuh level tertinggi baru USD400 per ton, dan kontrak berjangka naik USD140 per ton.
Komoditas lain yang terdampak sudah pasti harga minyak mentah dunia. Minyak mentah Brent naik ke level tertinggi, yakni menjadi USD118 per barel pada Kamis, 3 Maret 2022, level tertinggi dalam delapan tahun terakhir.
Harga minyak mentah meningkat secara dramatis dalam seminggu terakhir sebagai akibat dari keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melancarkan aksi militer di Ukraina. Amerika Serikat pekan lalu mengumumkan bahwa mereka bersedia menjatuhkan sanksi terhadap ekspor minyak dan gas Rusia.
Namun, Negeri Beruang Merah itu pun menyediakan 40 persen dari gas yang dibutuhkan oleh Uni Eropa. Komoditas pangan seperti gandum ikut berimbas. Harga produk itu mencapai tertinggi multi-tahun karena invasi Rusia ke Ukraina mengganggu aliran bahan baku global dan memperburuk kekurangan pasokan.
Harga gandum berjangka di Amerika Serikat meningkat 25 persen di minggu ini saja, karena pasar mencoba memperhitungkan dampak potensi hilangnya pasokan Rusia jika komunitas internasional memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap Moskow.
Gandum di perdagangan Chicago dilaporkan meroket lebih dari 40 persen di bulan lalu, ke level tertinggi 14 tahun menjadi USD11,34 per gantang. Rusia dan Ukraina pun menyumbang sekitar 29 persen dari ekspor gandum global. Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat, Rusia dan Ukraina diperkirakan menyumbang 28,5 persen dari ekspor gandum dunia pada 2021.
Dilansir Moneycontrol, Jumat, 4 Maret 2022, harga logam, seperti nikel telah mencapai level tertinggi sejak sepuluh tahun terakhir, yakni menembus USD26.505 per ton.
Harga aluminium juga dilaporkan mencapai titik tertinggi sepanjang masa dengan mencapai USD3.597 per ton. Selain itu, harga batu bara pecahkan rekor baru dengan USD400 per ton.
Rusia diketahui memproduksi enam persen aluminium dunia dan 10 persen nikel dunia. Dalam satu hari, harga batu bara menyentuh level tertinggi baru USD400 per ton, dan kontrak berjangka naik USD140 per ton.
Komoditas lain yang terdampak sudah pasti harga minyak mentah dunia. Minyak mentah Brent naik ke level tertinggi, yakni menjadi USD118 per barel pada Kamis, 3 Maret 2022, level tertinggi dalam delapan tahun terakhir.
Harga minyak mentah meningkat secara dramatis dalam seminggu terakhir sebagai akibat dari keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melancarkan aksi militer di Ukraina. Amerika Serikat pekan lalu mengumumkan bahwa mereka bersedia menjatuhkan sanksi terhadap ekspor minyak dan gas Rusia.
Namun, Negeri Beruang Merah itu pun menyediakan 40 persen dari gas yang dibutuhkan oleh Uni Eropa. Komoditas pangan seperti gandum ikut berimbas. Harga produk itu mencapai tertinggi multi-tahun karena invasi Rusia ke Ukraina mengganggu aliran bahan baku global dan memperburuk kekurangan pasokan.
Harga gandum berjangka di Amerika Serikat meningkat 25 persen di minggu ini saja, karena pasar mencoba memperhitungkan dampak potensi hilangnya pasokan Rusia jika komunitas internasional memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap Moskow.
Gandum di perdagangan Chicago dilaporkan meroket lebih dari 40 persen di bulan lalu, ke level tertinggi 14 tahun menjadi USD11,34 per gantang. Rusia dan Ukraina pun menyumbang sekitar 29 persen dari ekspor gandum global. Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat, Rusia dan Ukraina diperkirakan menyumbang 28,5 persen dari ekspor gandum dunia pada 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News