Ilustrasi. FOTO: Medcom.id
Ilustrasi. FOTO: Medcom.id

Penghentian Vaksin AstraZeneca Berpeluang Perlambat Pemulihan Ekonomi Asia

Angga Bratadharma • 18 Maret 2021 13:29
Singapura: Kepala Ekonom Asia-Pasifik Moody's Analytics Steve Cochrane mengatakan pemulihan ekonomi Asia dapat melambat karena lebih banyak negara menangguhkan penggunaan vaksin covid-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca. Kondisi itu menjadi risiko terhadap pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.
 
"Ini menambah beberapa risiko kecil pada peran yang dimainkan Asia dalam hal perputaran ekonomi global," kata Steve Cochrane, dilansir dari CNBC International, Kamis, 18 Maret 2021.
 
Laporan pembekuan darah pada beberapa orang yang menerima suntikan AstraZeneca-Oxford menyebabkan beberapa negara -banyak di antaranya di Eropa- untuk sementara waktu menghentikan penggunaan vaksin tersebut. Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan tidak ada hubungan antara suntikan dan peningkatan risiko pembekuan darah dan sedang diselidiki.

Cochrane menambahkan masalah seputar vaksin AstraZeneca-Oxford dapat merugikan perdagangan global dan itu berita buruk bagi Asia di mana banyak ekonomi bergantung pada aktivitas perdagangan. Tentu diharapkan masalah tersebut bisa segera dicarikan jalan keluarnya agar tidak menjadi risiko besar.
 
"Ada kemungkinan hal itu dapat mengurangi perdagangan global jika peluncuran vaksin ditunda di Eropa dan itu berarti ada beberapa penutupan yang lebih luas pada ekonomi di Eropa -kemudian itu dapat memperlambat laju perdagangan global," jelasnya.
 
Negara-negara Asia relatif berhasil menahan virus, dan itu membantu ekonomi mereka pulih lebih cepat daripada di Eropa dan AS. Untungnya, Cochrane mengatakan, penguncian baru di beberapa bagian Eropa belum mencapai di sektor manufaktur. Dia menambahkan hampir semua dampak dari penguncian tersebut telah memengaruhi sektor jasa.
 
"Jadi, saat ini, bukan masalah besar dan perdagangan global masih terlihat sangat-sangat kuat. Vaksin itu berisiko, tentu saja. Ini adalah salah satu risiko kritis, kami masih harus melihat vaksin diluncurkan selama tahun ini agar ekonomi global dapat bangkit kembali," jelasnya.
 
Di sisi lain, Thailand sempat menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca-Oxford pada Jumat, tetapi pihak berwenang mengatakan pada Senin bahwa mereka akan melanjutkan pemberian suntikan. Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha menjadi orang pertama di negara itu yang menerima tembakan AstraZeneca-Oxford.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan