Gedung Bank of Japan. FOTO: AFP
Gedung Bank of Japan. FOTO: AFP

Inflasi Jauh dari Target, BoJ Enggan Perketat Kebijakan Moneter

Angga Bratadharma • 09 Desember 2021 11:01
Tokyo: Deputi Gubernur Bank of Japan (BoJ) Masayoshi Amamiya mengatakan bank sentral tidak perlu untuk mengubah kebijakan ultra-longgarnya mengingat gerak inflasi masih jauh di bawah target dua persen. Sejauh ini, BoJ terus berupaya menjaga stabilitas pemulihan ekonomi seiring pandemi covid-19 yang masih belum berakhir.
 
"Ekonomi Jepang kemungkinan pulih lebih jelas tahun depan karena kendala pasokan mereda, tetapi penyebaran varian covid-19 baru Omicron mengaburkan prospek," kata Amamiya, dilansir dari Channel News Asia, Kamis, 9 Desember 2021.
 
Namun, tambahnya, pertumbuhan harga yang lemah berarti Jepang menghadapi situasi yang berbeda dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa, dengan kenaikan inflasi meningkatkan kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter ultra-longgar.

"Mengingat situasi harga Jepang, Anda dapat melihat BoJ untuk saat ini tidak perlu mengubah program stimulus moneter besar-besaran," kata Amamiya.
 
Amamiya menambahkan tekanan inflasi secara bertahap tumbuh bahkan di Jepang dengan lebih banyak perusahaan yang mampu membebankan biaya yang lebih tinggi kepada konsumen. Ia memberikan beberapa petunjuk tentang apakah akan mengakhiri atau memperpanjang berbagai program bantuan pandemi yang berakhir pada Maret 2022.
 
Adapun dirinya mengatakan keputusan akan datang bulan ini atau Januari. Namun, dia mengatakan, pendanaan perusahaan meningkat terutama untuk perusahaan besar, menandakan kesempatan guna menghentikan pembelian obligasi korporasi dan surat berharga oleh BoJ.

Sektor jasa kecil

Perusahaan sektor jasa kecil, di sisi lain, menderita dari pendanaan yang ketat, Amamiya menambahkan, menunjukkan BoJ dapat mempertahankan skema pinjaman yang menargetkan perusahaan kecil di luar batas waktu Maret.
 
"Kami akan membuat keputusan yang tepat melihat perkembangan keuangan perusahaan, termasuk survei sentimen bisnis tankan BOJ Desember," katanya.
 
Adapun BoJ meningkatkan pembelian obligasi korporasi dan surat berharga, dan memperkenalkan skema pinjaman yang ditujukan untuk menyalurkan dana ke perusahaan kecil melalui lembaga keuangan tahun lalu untuk memerangi krisis uang tunai yang disebabkan oleh pandemi covid.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan