Mengutip Channel News Asia, Selasa, 8 Maret 2022, setidaknya ini adalah keempat kalinya sejak 2017 produsen minyak serpih AS dan pejabat OPEC mengadakan pertemuan semacam itu untuk membahas masalah energi. Tentu diharapkan lonjakan harga minyak bisa segera terkendali demi meminimalisir risiko.
Chief Executive Officer EQT Corp Toby Rice, CEO Hess Corp John Hess, dan CEO Chesapeake Energy Domenic Dell'Osso, antara lain, menghadiri makan malam dengan Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo di sebuah restoran yang berdekatan dengan lokasi konferensi CERAWeek.
Minyak naik ke level tertinggi 14 tahun di USD139 per barel pada Senin waktu setempat di tengah kekhawatiran tentang pasokan karena AS dan Eropa mempertimbangkan larangan impor dari Rusia, eksportir minyak terbesar kedua di dunia. Sebelumnya, Barkindo mengatakan di CERAWeek, produksi OPEC tidak dapat mengimbangi larangan minyak Rusia.
Barkindo mengatakan setelah makan malam bahwa para peserta mendiskusikan bagaimana produsen serpih berfokus pada memberikan keuntungan kepada pemegang saham daripada menuangkan lebih banyak uang ke pengeboran baru.
"Penurunan investasi besar-besaran ini mengharuskan kami untuk meninjau kembali itu. Ini terserah perusahaan itu sendiri dan dewan mereka tetapi ada kesadaran umum bahwa sesuatu perlu dilakukan untuk mengatasi keadaan baru," kata Barkindo.
Makan malam, yang disebut sebagai Forum Independen Amerika Utara, termasuk Menteri Energi Guinea Khatulistiwa Gabriel Obiang Lima, Direktur Riset OPEC Ayed Al-Qahtani, dan CEO Hunt Energy dan Vincent Energy. Seorang juru bicara Hess yang menemani CEO-nya menolak berkomentar.
"Tidak ada kapasitas di dunia yang bisa menggantikan tujuh juta barel per hari. Kami tidak memiliki kendali atas peristiwa terkini, geopolitik, dan ini mendikte laju pasar," kata Barkindo.
Rusia telah menjadi bagian integral dari aliansi OPEC+ yang menghentikan jatuhnya harga minyak yang didorong oleh pandemi covid-19 melalui perjanjian 2020 untuk memotong 10 juta barel per hari (bph) dari produksi grup.
Saat permintaan pulih, aliansi tersebut mulai mengembalikan 400 ribu bph per bulan ke produksinya. Namun, invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan kejutan minyak baru. Beberapa pembeli minyak telah menolak kargo Rusia dan produsen yang beroperasi di negara itu, termasuk BP, Shell, dan ExxonMobil, telah menarik diri dari Rusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News