Mengutip Antara, Rabu, 20 April 2022, minyak mentah berjangka brent, patokan global untuk pengiriman pada Juni, terpuruk USD5,91 menjadi USD107,25 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei jatuh USD5,65 atau 5,22 persen menjadi USD102,56 per barel.
Harga minyak merosot meskipun produksi OPEC+ lebih rendah, yang menghasilkan 1,45 juta barel per hari (bph) di bawah targetnya pada Maret, karena produksi Rusia mulai menurun menyusul sanksi yang dikenakan oleh Barat atas invasinya ke Ukraina, menurut laporan dari aliansi produsen.
Laporan tersebut menunjukkan, Rusia memproduksi sekitar 300 ribu barel per hari di bawah targetnya pada Maret sebesar 10,018 juta barel per hari, berdasarkan sumber sekunder.
OPEC+, yang mengelompokkan OPEC dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, bulan lalu menyetujui peningkatan produksi minyak bulanan sebesar 432 ribu barel per hari pada Mei, menolak tekanan oleh konsumen utama untuk memompa minyak lebih banyak.
IMF menurunkan perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi global hampir satu poin persentase penuh, mengutip invasi Rusia, dan mengatakan bahwa inflasi sekarang menjadi jelas dan menghadirkan bahaya bagi banyak negara.
Tekanan harga
Prospek bearish menambah tekanan harga dari perdagangan dolar pada level tertinggi dua tahun. Greenback yang lebih kuat membuat komoditas-komoditas yang dihargai dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, yang dapat mengurangi permintaan.Presiden Bank Federal Reserve Chicago Charles Evans mengatakan The Fed dapat menaikkan kisaran target kebijakan suku bunganya menjadi 2,25 persen hingga 2,5 persen pada akhir tahun, tetapi jika inflasi tetap tinggi kemungkinan akan perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Sementara itu, Presiden Bank Federal Reserve St Louis James Bullard mengatakan inflasi AS terlalu tinggi ketika dia mengulangi pernyataannya untuk meningkatkan suku bunga menjadi 3,5 persen pada akhir tahun guna memperlambat apa yang sekarang menjadi angka inflasi tertinggi 40 tahun.
"Perkiraan pertumbuhan IMF yang lebih rendah, bersama dengan Cadangan Minyak Strategis yang melaporkan bahwa stok darurat turun 4,7 juta barel pada Senin. "Menyebabkan beberapa kegelisahan," kata Analis Price Futures Group Phil Flynn.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News