Ilustrasi. Foto: AFP/Bay Ismoyo.
Ilustrasi. Foto: AFP/Bay Ismoyo.

Indonesia Jadi Presidensi G20, Staf Ahli Menkeu: Jangan Disia-siakan

Husen Miftahudin • 05 November 2021 17:45
Jakarta: Indonesia dipercaya memegang posisi keketuaan (presidensi) di G20 pada 2022 saat semua negara tengah memulihkan diri dari dampak ekonomi akibat pandemi covid-19. Adapun tema yang akan diusung adalah 'Recover Together, Recover Stronger'.
 
Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal Suminto mengatakan kepercayaan untuk memegang presidensi G20 menunjukkan dunia percaya terhadap kemampuan Indonesia dalam memulihkan diri dari pandemi.
 
"Di saat yang bersamaan, dunia akan memantau bagaimana Indonesia melanjutkan program-program pemulihan. Ini adalah kesempatan, sekaligus tantangan," ujar Suminto dalam siaran persnya, Jumat, 5 November 2021.

Menurut Suminto, kepercayaan yang diberikan kepada Indonesia tentunya akan memengaruhi persepsi para pelaku ekonomi di tingkat internasional terhadap perekonomian dalam negeri. Kepercayaan tersebut diharapkan akan mempermudah upaya pemerintah untuk mengundang investasi dari luar negeri yang akan berdampak pada percepatan pemulihan perekonomian Indonesia.
 
"Perhelatan yang rencananya akan digelar di Bali pada tahun depan itu, terdiri dari sejumlah pertemuan dari berbagai macam tingkatan, termasuk di tingkatan menteri dan di tingkatan kepala negara. Tentunya pertemuan-pertemuan itu akan berdampak positif terhadap perekonomian di Bali dan akan membuka banyak lapangan pekerjaan," jelasnya.

Apa itu G20?

G20 merupakan forum yang beranggotakan 19 negara dengan skala ekonomi terbesar di dunia plus Uni Eropa. Forum tersebut merepresentasikan 85 persen perekonomian global, 80 persen investasi global, 75 persen perdagangan internasional, dan 66 persen penduduk dunia. Dari Asia Tenggara, hanya Indonesia yang berstatus sebagai anggota tetap.
 
"Tema Recover Together, Recover Stronger yang diusung untuk pertemuan tahun depan juga merupakan respons dari kondisi saat ini dimana negara-negara di dunia masih berusaha memulihkan diri dari dampak ekonomi yang disebabkan pandemi, yang diyakini masih akan terasa hingga 2022," imbuh Suminto.
 
Suminto menyebut G20 dikenal sebagai forum yang lebih luwes dibandingkan forum seperti Persatuan Bangsa Bangsa (PBB). Keluwesan yang dimiliki G20 berbeda dengan lembaga formal seperti PBB yang sangat terikat dengan formal treaty.
 
Oleh sebab itu, G20 menjadi adaptif dalam menyediakan kerangka pembahasan agenda tata kelola ekonomi global yang solutif dan akomodatif berbasis konsensus. Selain itu, G20 juga dikenal dengan kepatuhan para anggotanya melaksanakan kesepakatan.
 
Dia mengatakan, posisi presidensi G20 adalah kesempatan emas bagi Indonesia untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi global dari dampak pandemi covid-19.
 
"Jika amanah tersebut dapat diemban dengan baik, maka kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia akan kembali meningkat dan banyak dampak positif yang bisa dirasakan. Oleh karena itu, amanah yang diberikan kepada Indonesia sebagai presidensi G20 tidak boleh disia-siakan," tegas Suminto.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan