Kilang Minyak. Foto : AFP.
Kilang Minyak. Foto : AFP.

Lemahnya Permintaan Dorong Koreksi Harga Minyak Dunia

Arif Wicaksono • 09 Januari 2024 09:29
Texas: Harga minyak dunia kembali turun pada pembukaan perdagangan hari ini. Lemahnya data manufaktur global memberikan tekanan kepada permintaan harga minyak dunia.
 
baca juga: Tekanan Ekonomi Global, Harga Minyak Dunia Merosot

Dikutip dari Investing.com, Selasa, 9 Januari 2024, harga minyak dunia acuan WTI untuk kontrak Februari 2024 naik 0,01 persen menjadi USD70,81 per barel. Harga minyak dunia acuan Brent untuk kontrak Maret 2024 naik 0,04 persen dengan berada pada USD76,29 per barel.
 
Lemahnya aktivitas manufaktur, yang terjadi hampir sepanjang 2023 di Amerika Serikat dan Eropa, dan pemulihan ekonomi Tiongkok yang tidak merata telah membebani permintaan akan produk sulingan dan kemungkinan akan terus membebani permintaan minyak global pada awal 2024.
 
Di Amerika Serikat, aktivitas ekonomi di sektor manufaktur mengalami kontraksi pada Desember selama 14 bulan berturut-turut setelah periode pertumbuhan selama 28 bulan.

Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur AS naik pada Desember menjadi 47,4, naik sebesar 0,7 poin persentase dari 46,7 yang tercatat pada bulan November, namun masih di bawah angka 50 poin yang memisahkan kontraksi dan pertumbuhan

Melonjaknya persedian bensin dan sulingan

Untuk saat ini, menurut data terbaru dari Administrasi Informasi Energi (EIA) AS persediaan solar dan bensin di AS sedang terakumulasi. Dalam pekan yang berakhir pada 29 Desember 2023, persediaan sulingan melonjak 10,1 juta, dibandingkan dengan peningkatan 800 ribu barel pada minggu sebelumnya.
 
Lonjakan persediaan sulingan dan bensin pada minggu terakhir 2023 menyebabkan harga minyak turun pada akhir minggu lalu dan awal minggu ini, meskipun ancaman serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan kapal-kapal di Laut Merah terus berlanjut.
 
Ahli strategi ING Warren Patterson dan Ewa Manthey pekan lalu menuturkan stok minyak sulingan AS telah meningkat sedikit lebih dari 20 juta barel sejak pertengahan November, meskipun tren stok masih berada di bawah rata-rata lima tahun. “Peningkatan produk dalam jumlah besar sebagian besar didorong oleh melemahnya permintaan,” kata mereka.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan