Ilustrasi. FOTO: Xinhua
Ilustrasi. FOTO: Xinhua

Harga Minyak Dunia Naik Dipicu Penurunan Persediaan AS

Antara • 13 Januari 2022 10:40
New York: Harga minyak dunia naik mencapai tertinggi dua bulan pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Pasokan ketat ketika persediaan minyak mentah di Amerika Serikat, konsumen utama dunia, turun ke level terendah sejak 2018, serta dolar melemah dan kekhawatiran varian virus korona Omicron mereda.
 
Mengutip Antara, Kamis, 13 Januari 2022, minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari bertambah USD1,42 atau 1,7 persen menjadi USD82,64 per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret naik 95 sen atau 1,1 persen menjadi USD84,67 per barel di London ICE Futures Exchange.
 
Badan Informasi Energi (EIA) mengatakan, persediaan minyak mentah AS turun 4,6 juta barel pekan lalu menjadi 413,3 juta barel, terendah sejak Oktober 2018. Para analis memperkirakan dalam jajak pendapat untuk penurunan 1,9 juta barel.

"Penarikan minyak mentah lebih besar dari yang diperkirakan meskipun ada penurunan material dalam aktivitas penyulingan," kata Analis Minyak Utama untuk Amerika di Kpler, Matt Smith.
 
Penurunan dolar adalah pendorong utama dari harga minyak yang lebih tinggi, bahkan melampaui dampak penarikan EIA, kata Smith dari Kpler. Greenback yang lebih lemah membuat kontrak minyak berdenominasi dolar lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
 
Dolar jatuh ke level terendah baru dua bulan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya setelah data menunjukkan harga konsumen AS naik kuat pada Desember. Kontrak Brent mengalami kemunduran, dengan pengiriman bulan depan sekitar 4,41 lebih mahal daripada pengiriman dalam enam bulan, menunjukkan pasokan jangka pendek yang ketat.

Persediaan minyak mentah AS

Persediaan minyak mentah AS telah turun selama tujuh minggu berturut-turut, dan persediaan secara keseluruhan telah diperketat di seluruh dunia karena produsen utama berjuang untuk meningkatkan pasokan bahkan ketika permintaan meningkat meskipun kasus Omicron juga meningkat.
 
Produsen OPEC+, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, masih menahan lebih dari tiga juta barel per hari (bph) dalam produksi, sementara ekspor Iran terhambat oleh sanksi AS. Meskipun OPEC+ menaikkan target produksi setiap bulan, kesulitan teknis telah menghambat beberapa negara mencapai kuota mereka.
 
Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan ekonomi AS harus menghadapi lonjakan covid-19 saat ini dengan hanya dampak berumur pendek dan siap untuk memulai kebijakan moneter yang lebih ketat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan