Ilustrasi krisis perbankan. Foto: AFP.
Ilustrasi krisis perbankan. Foto: AFP.

Investor Waspada Krisis Perbankan di Eropa dan AS

Arif Wicaksono • 13 Juli 2023 15:09
New York: Perusahaan-perusahaan besar di dunia semakin mewaspadai rekanan mereka. Serta meningkatkan penyaringan terhadap mitra dalam menanggapi krisis perbankan di Eropa dan Amerika Serikat (AS).
 
Menurut survei MillTechFX 2023 di 250 eksekutif keuangan di Amerika Utara, mereka khawatir kemungkinan kegagalan bank di masa depan dapat membuat mereka tidak dapat berdagang atau menyebabkan krisis likuiditas jangka pendek. Sehingga dapat berdampak pada gaji dan faktur pemasok. Bahkan 88 persen perusahaan ingin meningkatkan jumlah rekanan valuta asing mereka.
 
Perusahaan multinasional dan mereka yang melakukan penjualan di luar negeri menggunakan bank, atau pihak lawan transaksi, untuk memperdagangkan valuta asing dan melindungi risiko mata uang.

"Tiba-tiba ada peringatan," kata CEO MillTechFX Eric Huttman, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 13 Juli 2023.
 
Huttman mengatakan perusahaannya telah menambah lusinan klien sejak krisis perbankan dan semuanya telah menghabiskan lebih banyak waktu untuk menanyakan tentang proses seleksi rekanan.
 
"[Mereka ingin] memastikan kami telah melakukan pekerjaan rumah kami dan memiliki kebijakan yang dilembagakan, karena pada akhirnya, mereka mempercayai kami untuk melakukan itu," kata Huttman.
 
Kegagalan beberapa pemberi pinjaman regional dan menengah AS awal tahun ini mengguncang pasar global, memicu kekhawatiran risiko penularan di industri. Di Eropa, UBS mengakuisisi pesaingnya Credit Suisse setelah pemerintah Swiss menyusun rencana penyelamatan perbankan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan