Maskapai Quantas. Foto : AFP.
Maskapai Quantas. Foto : AFP.

Qantas Pangkas 20% Tenaga Kerja

Arif Wicaksono • 25 Juni 2020 17:12
Sydney: Qantas Australia memangkas 20 persen tenaga kerjanya dan memarkir 100 pesawat selama setidaknya satu tahun. Ini termasuk dalam program pemotongan biaya USD10 miliar sebagai tanggapan terhadap krisis karena pandmi covid-19.
 
CEO Qantas Alan Joyce mengatakan rencana tiga tahun untuk menyelamatkan maskapai itu juga termasuk pemberian cuti kepada setengah dari 29 ribu staf perusahaan selama berbulan-bulan.
 
"Tahun ini seharusnya menjadi salah satu perayaan untuk Qantas. Ini seratus tahun kita. Jelas, itu tidak berjalan sesuai rencana," jelas dia dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 25 Juni 2020.

Pandemi virus korona telah memaksa Qantas untuk membatalkan hampir semua penerbangan internasionalnya, setidaknya hingga Oktober dan memangkas rute domestik.
 
Sementara perjalanan domestik mulai meningkat karena sebagian besar wilayah Australia telah berhasil mengatasi pandemi. Sementara itu, perbatasan internasional negara itu diperkirakan akan tetap tertutup untuk sebagian besar lalu lintas penumpang hingga tahun depan.
 
Lonjakan baru-baru ini dalam kasus covid-19 baru di Melbourne, kota terbesar kedua di Australia, telah menjadi pengingat bahwa pandemi tetap menjadi ancaman.
 
"Kami harus memposisikan diri selama beberapa tahun, pendapatan akan jauh lebih rendah. Dan itu berarti menjadi maskapai kecil dalam jangka pendek," kata Joyce.
 
Joyce mengatakan Qantas mengambil pandangan realistis tidak akan ada operasi skala internasional sampai Juli 2021, dengan usulan penerbangan Australia dan Selandia Baru sebagai pengecualian.
 
Selain itu perusahaan juga memangkas biaya sebesar 15 miliar dolar Australia, termasuk peningkatan sebesar 1,9 miliar dolar Australia atau USD1,3 miliar dalam ekuitas.
 
Kehilangan 6.000 pekerjaan akan menghantam Qantas dan anak perusahaannya, Jetstar, sementara perusahaan berharap setengah dari 15 ribu staf yang diberhentikan sejak Maret akan kembali bekerja pada akhir tahun ini.
 
Sekitar setengah dari mereka yang dipecat adalah staf operasional dan operasi darat, dengan sisanya merupakan gabungan antara awak kabin, insinyur, dan pilot.
 
Qantas memarkir 150 pesawat pada Maret, termasuk sebagian besar pesawat berbadan lebar. Adapun 100 dari armada mereka akan tidak beroperasi selama setidaknya satu tahun.
 
Dia juga mengatakan bahwa armada 12 Airbus SE A380 tidak terbang lagi selama setidaknya tiga tahun dan akan dikirim ke Gurun Mojave. Maskapai ini awalnya akan menggunakan A330 dan 787 yang lebih kecil ketika operasi internasional dilanjutkan.
 
Joyce, yang telah memimpin Qantas sejak 2008, telah setuju untuk tetap menjadi chief executive hingga setidaknya Juni 2023. "Hal terakhir yang ingin saya lakukan adalah pergi ketika kita berada dalam krisis terbesar dalam sejarah kita," kata Joyce. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan