Pertemuan dibuka oleh Sherpa G20 India yang meminta para Sherpa G20 mendorong konsensus untuk mencapai Leaders' Declaration yang leaders-like, visioner, tidak teknikal, kompak, dan berisi arahan politik yang strategis untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi saat ini dan masa depan.
"Konsensus pada Leaders' Declaration bukan prestasi Presidensi semata atau Troika (Indonesia, India, Brasil) saja. Namun prestasi semua negara anggota G20 yang bersedia melakukan kompromi dan saling memberikan konsesi demi tercapainya suatu kesepakatan," ujar Co-Sherpa G20 Indonesia Edi Prio Pambudi dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 18 Juli 2023.
Adapun, pembahasan Leaders' Declaration dibagi menjadi lima sesi yaitu Sesi Preamble; Sesi Accelerated, Inclusive, Sustainable, and Resilient Growth; Sesi Technological Transformation and Digital Public Infrastructure dan Creating a More Inclusive World; Sesi Accelerating Progress on the Sustainable Development Goals dan Green Development for a Sustainable Future; serta Sesi Multilateral Institutions for the 21st Century, Safeguarding International Security, dan Gender Equality and Empowering All Women and Girls.
Baca juga: Menkeu: Indonesia Mampu Antisipasi dan Kelola Kebijakan-kebijakan Global |
Penyiapan Leaders' Declaration menjadi tugas yang tidak ringan karena fragmentasi negara anggota G20 yang terutama disebabkan oleh eskalasi tensi geopolitik. Namun sejauh ini, negara anggota G20 tetap berupaya mencari jalan keluar (way forward) untuk mencapai konsensus.
Edi Prio menyampaikan dukungan terhadap Presidensi G20 India dan mengapresiasi kemajuan yang telah dicapai dalam Pertemuan Tingkat Menteri, tingkat working group, dan tingkat engagement group.
"Indonesia juga mendorong dicantumkannya referensi terkait G20 Action for Strong and Inclusive Recovery yang merupakan lampiran Bali Leader's Declaration demi kelanjutan inisiatif Indonesia pada Presidensi G20 tahun lalu," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News