Di sela-sela Sidang Umum PBB, para menteri dari Uni Eropa, Amerika Serikat, Uni Afrika, dan Spanyol bertemu dan membahas tentang kekurangan pangan yang dipandang sebagai faktor kunci dalam konflik dan ketidakstabilan.
"Tidak ada perdamaian dengan kelaparan dan kita tidak dapat memerangi kelaparan tanpa perdamaian," kata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, saat mengutuk invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina pada Februari, dikutip dari The Business Times, Selasa, 27 September 2022.
"Yang benar adalah Putin mencoba memeras komunitas internasional dengan makanan," klaim Sanchez.
Baca: Sri Mulyani: Gara-gara BBM, Semua Harga Jadi Mahal! |
Sedangkan kekuatan industri utama di Kelompok Tujuh pada pertemuan puncak Juni di Jerman menjanjikan USD5 miliar untuk memerangi kerawanan pangan. Akan tetapi Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan masih ada urgensi besar.
"Perang agresi Rusia telah menyebabkan dan mempercepat krisis global multidimensi. Negara-negara di global selatan dengan kerentanan sebelumnya telah terkena dampak paling parah," kata Scholz.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengaku negaranya akan membiayai pengiriman gandum Ukraina ke Somalia yang menghadapi risiko kelaparan. Adapun Ukraina adalah salah satu produsen biji-bijian terbesar di dunia dan invasi Rusia membuat harga global melonjak.
Sedangkan Rusia menyalahkan sanksi Barat, sebuah pernyataan yang dikecam oleh Amerika Serikat, yang mengatakan tidak menargetkan barang pertanian atau kemanusiaan. Sementara itu, Turki dan PBB pada Juli menengahi kesepakatan antara Rusia dan Ukraina untuk mengizinkan kapal-kapal dengan biji-bijian berlayar melalui Laut Hitam yang diblokade.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News