Ilustrasi. FOTO: AFP
Ilustrasi. FOTO: AFP

Tiongkok Pangkas Konsumsi Energi Baja untuk Turunkan Emisi Karbon

Angga Bratadharma • 31 Desember 2021 12:02
Beijing: Pemerintah Tiongkok melalui Kementerian Industri memiliki tujuan untuk memangkas konsumsi energi baja sebesar dua persen sekaligus menurunkan emisi karbon di sektor aluminium sebesar lima persen pada 2025. Hal itu diungkapkan dalam rencana pengembangan bahan baku.
 
"Negara ini juga akan memperkuat eksplorasi sumber daya bijih besi dan tembaga dalam negeri, dan mendukung pengembangan daur ulang logam untuk meningkatkan efisiensi sumber dayanya," kata Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) Tiongkok, dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 31 Desember 2021.
 
MIIT mengatakan kapasitas baja, semen, dan komoditas utama Tiongkok hanya akan berkurang pada 2025. "Dan akan mengeksplorasi mekanisme produksi yang terhuyung-huyung untuk sektor baja," ungkap MIIT.

Sementara itu, perlambatan ekonomi Tiongkok mulai terlihat dan menunjukkan konsistensi. Oleh sebab itu, Pemerintah Tiongkok akan mulai menambahkan stimulus untuk menstabilkan pertumbuhan pada tahun depan. Dalam hal ini, bank sentral dan Kementerian Keuangan Tiongkok menjanjikan langkah-langkah yang lebih proaktif.
 
"Untuk menahan perlambatan perekonomian yang didorong oleh memburuknya pasar properti, konsumsi yang terus melemah, ditambah dengan kenaikan angka covid-19," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus.
 
Saat tekanan pelemahan meningkat, para pemimpin Tiongkok memastikan akan menjaga stabilitas sebagai prioritas utama mereka untuk tahun depan, memberitahukan kepada semua daerah, dan meminta kementerian untuk berbagi tanggung jawab dalam mencapai tujuan tersebut.

Bank sentral Tiongkok

Bank sentral Tiongkok sudah berjanji untuk proaktif memperkenalkan kebijakan moneter yang kondusif bagi terciptanya stabilitas ekonomi. Mereka akan menggunakan berbagai alat kebijakan moneter untuk menjaga likuiditas yang wajar dan cukup untuk memastikan pertumbuhan kredit tetap stabil.
 
Pemerintah Tiongkok juga tampaknya reaktif melihat pelemahan terus terjadi. Bank sentral Tiongkok semalam mengeluarkan pernyataan dalam Konferensi Perencanaan Perbankan untuk 2022, di saat itu pula Kementerian Keuangan mengatakan pemerintah akan secara proaktif meluncurkan kebijakan fiskal.
 
Kebijakan itu untuk menstabilkan pertumbuhan, dengan mendorong pemotongan pajak dan biaya yang lebih besar pada 2022. Adapun Pemerintah Tiongkok belakangan ini bukan proaktif yang ditonjolkan, namun lebih kepada reaktif dari apa yang ada.
 
"Proaktif harus menjadi sebuah jembatan, proaktif harus menjadi sebuah dorongan bagi Pemerintah, Bank Sentral, Kementerian, dan semua yang berkepentingan untuk menciptakan, mendorong, mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Tiongkok," pungkas Nico.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan