Ilustrasi. FOTO: Mark Ralston/AFP
Ilustrasi. FOTO: Mark Ralston/AFP

Berkonflik dengan AS, Investasi Obligasi Pemerintah Tiongkok Melambat di 2021

Angga Bratadharma • 12 Januari 2022 13:03
Shanghai: Aliran masuk investasi ke obligasi Pemerintah Tiongkok atau Chinese Government Bonds (CGB) mendorong kepemilikan instrumen di luar negeri ke rekor tertinggi pada 2021. Tetapi kondisi tiu pada kecepatan yang lebih lambat karena kebijakan moneter yang menyimpang antara Tiongkok dan Amerika Serikat menggerogoti premi imbal hasil obligasi.
 
"Kepemilikan CGB oleh investor luar negeri mencapai rekor 2,45 triliun yuan (USD384,51 miliar) pada akhir Desember 2021," menurut data yang dirilis oleh China Central Depository and Clearing Co (CCDC), lembaga penyimpanan utama untuk pasar obligasi antarbank Tiongkok, dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 12 Januari 2022.
 
Angka itu naik 30,7 persen dari tahun sebelumnya, menurut perhitungan data, lebih lambat dari peningkatan 43,7 persen yang dicatat pada 2020. Kepemilikan obligasi quasi-sovereign yang dikeluarkan oleh bank kebijakan Tiongkok naik satu persen pada Januari ke rekor 1,08 triliun yuan, naik 18 persen dari tahun sebelumnya, ketimbang lonjakan 84,4 persen pada 2020.

Kenaikan yang lebih lambat mencerminkan selisih yang menyempit antara imbal hasil Tiongkok dan AS, dengan selisih imbal hasil 10-tahun turun hampir 100 basis poin menjadi 124,52 basis poin pada akhir Desember. Penurunan tersebut hampir membalikkan langkah pada 2020, ketika kepemilikan asing atas CGB naik pada rekor tahunan tercepat mereka.
 
Analis Standard Chartered Becky Liu dan Jeffrey Zhang memperkirakan suku bunga Tiongkok akan terus turun pada kuartal pertama 2022 karena lebih banyak pelonggaran kebijakan, pertumbuhan yang lambat, dan penerbitan yang lemah. Tetapi mereka bisa naik karena pasokan yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang stabil di kuartal berikutnya.
 
"2022 akan melihat divergensi kebijakan moneter yang jarang terjadi antara Tiongkok dan sebagian besar ekonomi. Kami melihat risiko pelonggaran kebijakan moneter yang lebih material di semester pertama, termasuk pemotongan rasio persyaratan cadangan (RRR) yang lebih luas," tuturnya.
 
"Namun demikian, arus masuk asing dapat meningkat terus menjadi 700-800 miliar yuan, dengan carry yang relatif tinggi dan kemungkinan pengembalian yang lebih baik," pungkas Analis Standard Chartered.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan