New York: Mata uang dolar AS tergelincir pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu pagi WIB). Hal ini terjadi setelah data payrolls tenaga kerja AS membaik dan saham-saham mengalami reli.
Mengutip Antara, 6 November 2021, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama rivalnya, naik setinggi 94,634.
Mata uang safe haven mundur sedikit karena selera risiko membaik dan saham melakukan reli yang luas. Dolar terakhir turun 0,096 persen pada 94,234, tetapi masih naik sekitar 0,1 persen untuk minggu ini. Hal tersebut ditandai dengan pertemuan bank-bank sentral yang memaksa investor untuk mengatur ulang ekspektasi kenaikan suku bunganya.
Sebelumnya, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan tidak akan terburu-buru untuk menaikkan biaya pinjaman dan mengumumkan pengurangan bulanan sebesar USD15 miliar dari pembelian aset bulanan senilai USD120 miliar.
"Data penggajian tentu sejalan dengan pernyataan Powell pada konferensi pers Fed, dia mencatat kenaikan pekerjaan sebesar ini konsisten dengan gagasan membuat kemajuan lebih lanjut yang substansial," kata Ahli Strategi TD Securities.
Salah satu titik lemah dalam laporan ketenagakerjaan AS adalah tingkat partisipasi yang datar, yang pada akhirnya dapat mendorong The Fed untuk bertindak lebih cepat dari yang diperkirakan.
Adapun keputusan bank sentral Inggris (BoE) untuk mempertahankan suku bunga acuannya mendorong sterling ke penurunan satu hari terbesar dalam lebih dari 18 bulan sebanyak 1,6 persen.
Poundsterling mencapai level terendah baru satu bulan di 1,34250 dolar AS. Terakhir poundsterling turun tipis 0,07 persen.
Awal pekan ini, bank sentral Australia (RBA) juga mempertahankan sikap dovish-nya meskipun ada tekanan inflasi dan mempertahankan suku bunga. Dolar Australia membalikkan penurunan dari sesi overnight dan naik 0,01 persen pada 0,73995 dolar AS, tetapi masih di jalur untuk penurunan mingguan sekitar 1,6 persen. Euro naik 0,08 persen pada USD1,15635.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News