Gedung Bank of Japan. FOTO: AFP
Gedung Bank of Japan. FOTO: AFP

BoJ Belum Berencana Ubah Target Imbal Hasil Obligasi

Angga Bratadharma • 02 Februari 2022 12:02
Tokyo: Sumber yang mengetahui pemikiran bank sentral Jepang menyebut kenaikan suku bunga jangka panjang yang stabil baru-baru ini tidak mungkin membuat Bank of Japan (BoJ) mengubah target imbal hasil. Pasalnya, BoJ dapat menggunakan alat lain untuk memoderasi kenaikan biaya pinjaman yang tidak diinginkan.
 
Mengutip Channel News Asia, Rabu, 2 Februari 2022, pasar dipenuhi dengan spekulasi BoJ dapat menggeser target kontrol kurva imbal hasil (YCC) dari imbal hasil obligasi 10-tahun saat ini menjadi imbal hasil obligasi lima tahun, karena imbal hasil obligasi pemerintah Jepang (JGB) merayap naik sejalan dengan kenaikan suku bunga global.
 
Tetapi, tiga sumber mengatakan, dengan imbal hasil 10-tahun masih di bawah batas implisit 0,25 persen BoJ, pembuat kebijakan melihat sedikit kebutuhan untuk campur tangan secara paksa untuk menekan imbal hasil. "Hasil 10-tahun masih bergerak dalam kisaran yang ditetapkan BoJ di sekitar targetnya," kata salah satu sumber.

"Gerakan baru-baru ini bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan," kata sumber lain.
 
Benchmark imbal hasil JGB 10-tahun mencapai 0,185 persen pada Senin waktu setempat, level tertinggi sejak dimulainya kebijakan suku bunga negatif BoJ enam tahun lalu, meskipun ada jaminan berulang-ulang oleh BoJ bahwa tidak terburu-buru untuk memperketat kebijakan moneter.
 
Imbal hasil 10-tahun mundur ke 0,175 persen pada Selasa waktu setempat dan kurva imbal hasil naik karena imbal hasil obligasi super-panjang mencapai tertinggi multi-tahun. Kurva imbal hasil yang lebih curam persis seperti yang BoJ tuju ketika melakukan tinjauan kerangka kebijakannya Maret lalu untuk mengatasi meningkatnya biaya pelonggaran yang berkepanjangan.
 
"Jika perlu, BoJ memiliki banyak alat untuk memerangi kenaikan hasil," kata sumber ketiga.
 
Untuk saat ini, BoJ lebih suka menggunakan alat operasi pasar seperti itu untuk menangkis lonjakan hasil yang tidak diinginkan daripada mengubah target YCC, kata sumber tersebut. Sedangkan pejabat BoJ tidak mengesampingkan gagasan untuk menargetkan imbal hasil yang lebih pendek.
 
Namun Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda mengatakan langkah seperti itu hanya akan menjadi pilihan ketika kondisi sudah siap untuk memperdebatkan keluar dari kebijakan moneter ultra-mudah dari bank sentral Jepang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan