Melansir Antara, Rabu, 29 September 2021, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange jatuh USD14,5 atau 0,83 persen USD1.737,50 per ounce. Sehari sebelumnya, emas berjangka naik tipis USD0,3 atau 0,02 persen menjadi USD1.752.
"Plot titik yang ditetapkan oleh anggota FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) menandakan kenaikan suku bunga Fed yang lebih awal dari perkiraan, dan pergerakan yang lebih tinggi melintasi kurva imbal hasil terus berdampak negatif pada emas," kata kepala strategi komoditas di TD Securities, Bart Melek.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang menjadi acuan naik kembali di atas 1,5 persen, level tertinggi dalam lebih dari tiga bulan, dengan pasar mulai memperhitungkan inflasi masa depan yang lebih tinggi.
Beberapa investor memandang emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi yang dapat mengikuti langkah-langkah stimulus, tetapi imbal hasil obligasi pemerintah yang lebih tinggi menumpulkan daya tarik komoditas tersebut.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang rivalnya naik 0,4 persen, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 22,7 sen atau satu persen, menjadi USD22,467 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun USD15,9 atau 1,63 persen, menjadi USD961,9 per ounce.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id