Menurut data Institut Riset Ekonomi Korea (KERI), indeks survei bisnis dari 600 perusahaan teratas di negara itu menyatakan penjualan mencapai 100,6, turun 2,8 poin persentase dari 103,4 pada Oktober 2021, demikian dikutip dari Korea Herald, Minggu, 31 Oktober 2021.
Menurut KERI, sementara angka tersebut berhasil bertahan di atas ambang batas 100 yang menunjukkan optimisme melebihi jumlah pesimistis, penurunan 2,8 poin mencerminkan kekhawatiran atas kenaikan harga sumber daya, dan kemungkinan penurunan ekspor karena mitra dagang utama Korea, Tiongkok, mengalami kemerosotan ekonomi.
Prospek untuk bulan mendatang tampak terbagi berdasarkan sektor industri. Sektor manufaktur memberikan prospek suram, membukukan 96,5 sementara sektor non-manufaktur menaikkan angka indeks menjadi 105,9.
KERI menjelaskan tingginya harga bahan baku dan sumber energi, termasuk listrik, menekan sentimen industri manufaktur. Kekhawatiran juga meningkat atas penurunan ekspor, serta Tiongkok sebagai tujuan ekspor utama Korea Selatan, yang juga mengalami penurunan ekonomi dan kekurangan energi.
Prospek yang relatif positif datang dari sektor nonmanufaktur, karena prospek pemulihan permintaan meningkat di tengah percepatan upaya vaksinasi nasional dan aksi negara untuk melonggarkan peraturan jarak sosial.
“Gangguan pasokan dapat terjadi karena lonjakan harga bahan baku, termasuk minyak dan listrik, akan meningkatkan biaya produksi dan mempengaruhi profitabilitas produsen,” kata seorang pejabat KERI.
“Pemerintah harus datang dengan langkah-langkah untuk menstabilkan, dan meminimalkan dampak dari kenaikan harga,” jelas KERI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News