Ilustrasi bursa saham di Wall Street. Foto: AFP/Johannes Eisele.
Ilustrasi bursa saham di Wall Street. Foto: AFP/Johannes Eisele.

Saham-saham AS Tersungkur, Dow Jones Jeblok 284 Poin

Ade Hapsari Lestarini • 04 Januari 2024 08:52
New York: Rilis risalah The Fed membuat saham-saham di Amerika Serikat (AS), Wall Street, mengalami kerugian material pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat. The Fed mencatat adanya tingkat ketidakpastian yang luar biasa tinggi sehingga berpengaruh terhadap kebijakan.
 
Saham-saham AS tetap melemah pada perdagangan Rabu, karena Dow Jones Industrial Average turun 284,85 poin atau 0,76 persen menjadi 37,430.19. Indeks S&P 500 merosot 38,02 poin atau 0,80 persen menjadi 4.704,81. Indeks Komposit Nasdaq merosot 173,73 poin atau 1,18 persen menjadi 14.592,21.
 
Melansir Xinhua, Kamis, 4 Januari 2024, delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor real estat dan sektor konsumen memimpin penurunan dengan kerugian masing-masing sebesar 2,35 persen dan 1,88 persen.

Sementara itu, sektor energi dan utilitas memimpin kenaikan dengan masing-masing bertambah 1,52 persen dan 0,39 persen.
 
 
Baca juga: Dolar AS Masih Perkasa

Rilis risalah The Fed


Menurut risalah pertemuan The Fed yang dirilis Rabu, beberapa anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengatakan mungkin perlu untuk mempertahankan suku bunga pada tingkat yang tinggi jika inflasi tidak bekerja sama, dan yang lain mencatat potensi kenaikan tambahan tergantung pada tingkat suku bunga. tentang bagaimana kondisi berkembang.
 
"Para peserta secara umum menekankan pentingnya mempertahankan pendekatan yang hati-hati dan bergantung pada data dalam pengambilan keputusan kebijakan moneter dan menegaskan kembali kebijakan akan tetap berada pada posisi yang membatasi untuk beberapa waktu sampai inflasi jelas bergerak turun secara berkelanjutan menuju tujuan Komite," demikian isi notulennya.
 
Sebelumnya, Presiden Fed Richmond Thomas Barkin menyatakan kehati-hatian mengenai kebijakan. Dia mencatat sejumlah risiko yang melekat dalam upaya mengarahkan perekonomian menuju soft landing.
 
Meskipun terdapat nada peringatan dari para pejabat The Fed, pasar masih memperkirakan bank sentral akan melakukan pemotongan suku bunga secara agresif pada 2024.
 
"Pesan dari pertemuan The Fed pada Desember adalah para pembuat kebijakan tidak mengetahui seberapa cepat inflasi turun," kata kepala ekonom Wilmington Trust yang berbasis di Delaware, Luke Tilley.
 
"Meskipun risalah tersebut merupakan cerminan yang baik dari kehati-hatian pejabat Fed, kami memperkirakan mereka akan memangkas lebih dari tiga kali lipat karena semakin banyak data inflasi yang rendah," jelas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan