Markas WTO di Jenewa. FOTO: AFP/Fabrice COFFRINI
Markas WTO di Jenewa. FOTO: AFP/Fabrice COFFRINI

Suram! WTO Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Perdagangan Global Jadi 1% di 2023

Angga Bratadharma • 16 Oktober 2022 11:01
Jenewa: Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) mengatakan perdagangan barang global akan melambat tahun depan. Hal itu karena berbagai guncangan mulai dari perang Rusia di Ukraina, biaya energi yang tinggi di Eropa, hingga pengetatan kebijakan moneter AS meningkatkan biaya produksi dan menekan rumah tangga.
 
Badan yang berbasis di Jenewa menaikkan proyeksi pertumbuhan perdagangan barang tahun ini menjadi 3,5 persen, naik dari proyeksi sebelumnya tiga persen. Tetapi WTO mengatakan mereka memperkirakan pertumbuhan perdagangan turun drastis pada 2023 menjadi satu persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,4 persen.
 
Prakiraan WTO –yang sejalan dengan proyeksi IMF dan OECD– menandai perlambatan yang signifikan dari pertumbuhan perdagangan global 9,7 persen tahun lalu. Itu didorong oleh pembelian barang-barang rumah tangga oleh konsumen, sementara perjalanan dan industri jasa lainnya dibatasi selama pandemi covid.

Selain risiko ekonomi yang dihadapi AS dan Eropa, WTO mengatakan, negara-negara miskin juga akan menderita. "Tagihan impor yang meningkat untuk bahan bakar, makanan, dan pupuk dapat menyebabkan kerawanan pangan dan tekanan utang di negara-negara berkembang," kata WTO, dilansir dari The Business Times, Minggu, 16 Oktober 2022.
Baca: Ingat! Inflasi Bisa Pacu Suku Bunga AS Lampaui 4,5%

"Para pembuat kebijakan dihadapkan dengan pilihan yang tidak menyenangkan ketika mereka mencoba menemukan keseimbangan optimal antara mengatasi inflasi, mempertahankan lapangan kerja penuh, dan memajukan tujuan kebijakan penting seperti transisi ke energi bersih," kata Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala.
 
Dia memperingatkan terhadap penghematan dalam rantai pasokan global. Ia mengatakan langkah seperti itu hanya akan memperburuk tekanan inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. "Yang kita butuhkan adalah basis yang lebih dalam, lebih beragam, dan kurang terkonsentrasi untuk memproduksi barang dan jasa," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan