Ilustrasi. FOTO: AFP
Ilustrasi. FOTO: AFP

Rusia Siapkan Percontohan Rubel Digital saat Perang Menekan Perekonomian

Angga Bratadharma • 20 Juli 2023 15:10
Moskow: Rusia terus maju dengan rencana untuk memperkenalkan rubel digital, bergabung bersama sejumlah daftar negara yang berkembang untuk bereksperimen dengan mata uang elektronik. Hal itu dilakukan karena bergulat dengan isolasi internasional atas perangnya di Ukraina.
 
Melansir The Business Times, Kamis, 20 Juli 2023, legislasi menyetujui pembuatan mata uang digital nasional akan menuju ke Dewan Federasi, majelis tinggi parlemen Rusia. Dengan asumsi itu disahkan dan ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Vladimir Putin, bank Rusia dapat memulai pengujian rubel digital paling cepat bulan depan.
 
Lebih dari separuh bank sentral dunia sedang mempertimbangkan atau mengembangkan mata uang digital, menurut Dana Moneter Internasional. Setidaknya 20 sedang mengerjakan program percontohan, termasuk India, Jepang, dan Tiongkok, yang proyeknya menjangkau 260 juta orang dan sedang diuji di berbagai bidang termasuk transportasi umum dan e-commerce.

Sementara cryptocurrency seperti bitcoin menggunakan sistem pembayaran terdesentralisasi yang tidak bergantung pada pemerintah. Sedangkan mata uang digital yang dikeluarkan oleh bank sentral dikeluarkan dan diatur oleh negara masing-masing.
Baca: 5 Langkah Buat Budgeting Setelah Gajian

Advokat mengatakan mereka mempermudah penyediaan layanan perbankan untuk kelompok sosial yang kurang terlayani, meningkatkan efisiensi pembayaran dan menurunkan biaya transaksi. Sementara orang yang skeptis memperingatkan masalah privasi dan risiko keamanan dari serangan dunia maya.
 
Bank of Russia berencana untuk menjalankan proyek percontohan dengan 15 pemberi pinjaman negara. Ini akan memungkinkan individu dan perusahaan untuk membuka dompet digital di platform bank sentral yang dapat diakses melalui pemberi pinjaman Rusia mana pun.
 
Transaksi dengan rubel digital akan gratis untuk individu, sementara perusahaan harus membayar biaya 0,3 persen untuk transaksi, menurut panduan dari bank. Adapun bank sentral sedang melanjutkan proyek tersebut setelah sanksi besar-besaran yang diberlakukan oleh AS dan sekutunya memotong bank-bank Rusia dari sistem keuangan global.
 
Hal itu sebagai tanggapan atas invasi Presiden Vladimir Putin pada Februari 2022 ke Ukraina. Bank asing juga telah menerapkan kebijakan yang semakin membatasi pembayaran dari Rusia, yang berusaha untuk melemahkan dampak sanksi dengan meningkatkan perdagangan mata uang nasional dengan negara-negara seperti Tiongkok dan India yang lebih netral dalam perang.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan