Makassar: Dapur bukan lagi batas bagi perempuan Bajo di Desa Kabalutan. Kini, mereka bukan hanya pengatur rumah tangga, tapi juga pelaku bisnis legal yang mulai menggenggam kemandirian ekonomi lewat usaha dan pertanian keluarga.
Kebangkitan perempuan Bajo ini tak lepas dari dukungan berbagai pihak lewat program pemberdayaan bertajuk Sosialisasi Legalitas Usaha (NIB), Optimalisasi Transaksi Perbankan, dan Penyaluran Bibit Tanaman Harian yang digelar di Desa Kabalutan, Kecamatan Talatako, Kabupaten Tojo Una-Una yang diadakan pekan lalu.
Kegiatan ini digagas oleh Rumah BUMN Pertamina Tojo Una-Una bersama Bank Mandiri dan Dinas Pertanian Kabupaten Tojo Una-Una. Tujuannya adalah menguatkan ekonomi keluarga dengan menjadikan perempuan sebagai motor utama.
Langkah awal dan desa percontohan
Desa Kabalutan, yang dikenal sebagai kampung komunitas Suku Bajo, dipilih menjadi desa pertama sekaligus percontohan dalam program pemberdayaan berbasis budaya dan potensi lokal. Di sinilah benih kemandirian mulai ditanam.
Melalui program ini, para ibu dan perempuan di desa diberikan pemahaman tentang pentingnya memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai dasar legalitas usaha. Dengan NIB, pelaku UMKM bisa menjangkau akses permodalan, pelatihan, hingga program dukungan pemerintah lainnya.
Tak tanggung-tanggung, Rumah BUMN Tojo Una-Una mencatatkan prestasi dengan menerbitkan 45 sertifikat legalitas usaha secara gratis pada April 2025 lalu.
Baca juga: Lestari Moerdijat: Pemberdayaan Perempuan Langkah Strategis Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan |
Melek keuangan, siap go digital
Selain soal legalitas, peserta juga mendapat pelatihan literasi keuangan dan pengenalan transaksi perbankan digital. Mereka belajar cara mencatat transaksi usaha, mengelola keuangan, hingga memanfaatkan platform digital untuk jual beli non-tunai.
Dengan modal pengetahuan ini, perempuan Bajo semakin siap melangkah ke dunia usaha yang lebih profesional.
Bentuk dukungan lain hadir dalam bentuk penyaluran bibit tanaman harian seperti cabai, tomat, dan sayuran. Selain untuk konsumsi rumah tangga, hasil kebun ini bisa dijual sebagai tambahan penghasilan.
Pemanfaatan lahan pekarangan sebagai sumber pangan dan pendapatan jadi semangat utama. Inilah pertanian keluarga yang sederhana tapi berdampak besar.
Kolaborasi untuk kemandirian
Kegiatan ini turut dihadiri Ibu Bupati Tojo Una-Una beserta jajaran Tim Penggerak PKK Kabupaten. Kehadiran mereka menandai dukungan penuh terhadap kolaborasi multipihak yang menguatkan perempuan Bajo secara nyata, tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya.
Area Manager Communication, Relations & CSR Regional Sulawesi PT Pertamina Patra Niaga, Fahrougi Sumampouw, menegaskan pentingnya peran perempuan dalam ketahanan ekonomi keluarga.
“Pertamina percaya bahwa perempuan memiliki peran kunci dalam ketahanan ekonomi keluarga. Melalui Rumah BUMN, kami hadir untuk mendorong para ibu dan perempuan di Desa Kabalutan agar mampu memulai usaha yang legal, produktif, dan berkelanjutan, dengan tetap menghormati budaya lokal yang menjadi kekuatan utama mereka,” ujar Fahrougi dalam keterangan tertulis, Kamis, 22 Mei 2025.
Sejalan dengan agenda nasional
Dia juga menjelaskan, langkah ini juga sejalan dengan Asta Cita pemerintahan Prabowo-Gibran, khususnya poin ke-3, yaitu menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif.
Program pemberdayaan perempuan di Desa Kabalutan menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara BUMN, pemerintah daerah, dan komunitas lokal mampu mendorong ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
Dengan legalitas usaha di tangan, pengetahuan keuangan yang makin matang, dan kebun pekarangan yang siap panen, perempuan Bajo kini tak lagi hanya menjaga dapur, mereka juga menjaga ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di