Baca juga: Santri di Aceh Diajak Angkat Potensi Wirausaha Pesantren |
Untuk tahap awal SBP diberikan kepada 60 santri perwakilan pengurus pesantren wilayah Bogor, Cianjur, Sukabumi, serta peserta daring dari berbagai daerah lainnya dan digelar di Pondok Pesantren Al-Kaukab, Bogor.
Direktur pada Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Basnang Said, mengapresiasi kehadiran SBP yang diluncurkan oleh Danone Indonesia dengan menggandeng Yayasan Sinergi Ekosistem Pesantren (SEP) bekerja sama dengan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Kabupaten Bogor.
"Salah satu fungsi penting pesantren adalah pemberdayaan masyarakat. Apa yang digagas hari ini adalah bagian dari ikhtiar yang sudah lama dilakukan oleh pondok pesantren. Oleh karenanya, kami mendukung penuh kemandirian pesantren dan kolaborasi Serikat Ekonomi Pesantren dan Danone Indonesia dalam menghadirkan Sekolah Bisnis Pesantren," ujarnya dikutip dari Media Indonesia, Sabtu, 24 Agustus 2024.
Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo menyampaikan Danone Indonesia sangat bangga dapat berkolaborasi dengan Yayasan Sinergi Ekosistem Pesantren dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Kabupaten Bogor dalam mewujudkan inisiatif ini.
"Kami berharap Program Sekolah Bisnis Pesantren dapat mendorong inovasi dan semangat berwirausaha di kalangan pesantren, sehingga mereka dapat lebih mandiri, sekaligus mampu meningkatkan daya saing sumber daya manusia di lingkungan pesantren. Dukungan ini sejalan dengan komitmen Danone Impact Journey, yang menempatkan pengembangan SDM sebagai salah satu pilar utama dalam strategi keberlanjutan perusahaan," ujarnya.
pentingnya kolaborasi lintas sektor
Ustad Ahmad Tazakka Bonanza dari Serikat Ekonomi Pesantren atau Yayasan Sinergi Ekosistem Pesantren menekankan pentingnya kolaborasi ini."Kegiatan ini Insya Allah akan melibatkan kurang lebih 160 pesantren, jumlah santri yang akan terdampak dari program ini tidak kurang dari 26.000 santri di data kami, tersebar dari Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur serta daerah lainnya. Salah satu nilai unggul program ini adalah pendampingan yang berkelanjutan selama tiga tahun," ujarnya.
Kehadiran Program SBP, kata dia, diharapkan mampu mendorong kemandirian ekonomi pesantren melalui inisiasi bisnis pesantren, kesejahteraan santri melalui entrepreneurship dan dampak ekonomi hijau bagi masyarakat sekitar.
Program ini rencananya akan dijalankan secara bertahap, dimulai dari asesmen potensi bisnis pesantren, edukasi dan pendampingan untuk berbagai pelatihan bisnis serta dana hibah dan pengembangan produk lokal.
"Dengan demikian, pesantren dapat mengurangi ketergantungan pada bantuan eksternal, serta menciptakan dampak ekonomi berkelanjutan bagi pesantren," ujarnya. Dari kurun waktu 2019 hingga 2024, jumlah pesantren naik dari 29 ribu menjadi 41 ribu pesantren atau meningkat hingga 11 ribu pesantren.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News