Terkait pemanfaatan lahan pekarangan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi selalu memberikan motivasi kepada para Penyuluh untuk mendampingi masyarakat dalam memanfaatkan lahan pekarangan.
"Banyak hal yang bisa dilakukan dalam pemanfaatkan lahan pekarangan. Salah satunya dengan melakukan budidaya sayuran. Manfaatkan semua limbah rumah tangga untuk diolah menjadi pupuk organik. Kemudian aplikasikan pada tanaman yang ada di pekarangan. Jika tidak memungkinkan melakukan budidaya dengan menanam secara langsung di media tanah, bisa juga dengan melakukan budidaya secara hidroponik," ujar Dedi, Jumat, 8 Mei 2020.
Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Dengan penggunaan air yang lebih efisien, hidroponik cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.
Fenny (44) adalah salah satu ibu rumah tangga yang fokus mengembangkan pertanian hidroponik. Memulai budidaya dengan sistem hidroponik pada 2013 secara sederhana, dengan mempergunakan bahan bekas. Seperti botol air mineral, toples sosis, jerigen, dan media lainnya.
"Setelah berhasil tumbuh dan bisa dikonsumsi sendiri, kami mulai berfikir ini (hidroponik) sangat bagus jika dikembangkan oleh seluruh rumah tangga. Minimal mereka mampu menyediakan sendiri kebutuhan sayur yang sehat,” kata alumni S1 Teknik Sipil dan Pendidikan Matematika itu.
“Pada 2014, kami mulai serius menyosialisasikan (hidroponik). Pada akhir 2015, kami dapat kepercayaan dari Pemerintah Kota Makassar untuk menangani Proyek Longgar (Lorong Garden)," ujar ibu dari delapan anak.
Sejak 2016, Fenny mengungkapkan dirinya lebih sering memberikan pelatihan dan penyuluhan secara swadaya ke masyarakat, komunitas, majelis taklim, dan kelompok lainnya. Selain itu kami juga menjadi narasumber pada pelatihan yang diadakan oleh pemerintahan dan swasta.
“Alhamdulillah, pada 2017 kami dapat kepercayaan umtuk mendampingi kelompok petani hidroponik yang dibentuk oleh Badan Amil Zakat Pegawai BRI (YBM BRI),” lanjutnya
Aktivitas lainnya selain menanam sayur, kami juga menjual sayur, membuat instalasi hidroponik, menjual bahan dan peralatan hidroponik, serta mengadakan pelatihan-pelatihan berbayar sejak tiga tahun terakhir.
Selain mengelola lahan pekarangan, Yeni juga mengelola sekolah dhuafa setingkat TK dan SD yg berada dibawah naungan Kementerian Agama (Kemenag). Siswanya berasal dari anak panti asuhan, anak-anak pemulung, buruh serabutan, dan anak anak yatim piatu.
"Kami ingin mereka sedini mungkin mengenal pertanian dan memahami cara-cara melakukan budidaya tanpa harus memiliki lahan yang luas. Kelak kami berharap mereka mencintai pertanian, apapun profesi mereka," ucap Fenny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News