Direktur Utama Permodalan Nasional Madani, Arief Mulyadi. Foto: Medcom.id
Direktur Utama Permodalan Nasional Madani, Arief Mulyadi. Foto: Medcom.id

Mau Dagangan Laris Manis? Masyarakat Ultramikro Kudu Naik Kelas

Media Group News • 15 April 2023 00:55
Jakarta: PT Permodalan Nasional Madani (PNM) merilis buku panduan guna membantu masyarakat ultramikro untuk bisa naik kelas dengan meningkatkan kualitas bisnis agar lebih laris.
 
Buku berjudul '5 Langkah Ibu Eksis Dagangan Laris' diharapkan dapat menjadi acuan bagi para ibu-ibu kategori masyarakat ultramikro dalam mendongkrak pendapatan dan kapasitas produksi dagangan mereka.
 
"Tim PNM membuat buku panduan secara sederhana karena ibu-ibu dalam mempraktekkan sesuatu kadang sambil goreng, terima telepon, datang suaminya atau datang anaknya gak sempet (belajar dari buku) lagi. Jadi kata kuncinya adalah kesederhanaan dan tidak perlu tebal. Kalau buka HP kan susah dan kalau lima dibuku yang ringkas ini kan langkah mudah dipraktikkan," kata Corporate Secretary PNM L. Dodot Patria Ary di The Lounge, Senayan Avenue, Jakarta Pusat, Jumat, 14 April 2023.

Direktur Utama PNM Arief Mulyani menambahkan, saat ini penyaluran jumlah nasabah yang telah disuntikkan dana oleh PNM sudah mencapai 14,4 juta. Adapun target nasabah yang akan didanai di 2023 akan mencapai 17 juta. "Nasabah hari ini sudah 14,4 juta dan harapan kami minimal di 2023 bisa 17 juta nasabah aktif," ujar Arief Mulyadi.
 
 
Baca juga: Wuih! Program Pemberdayaan Perempuan di PNM Mekaar Dilirik Kalangan Internasional
PNM waspada ekonomi global
Di sisi lain, ketika ditanya mengenai kondisi ekonomi global yang sedang bergejolak, Arief mengungkapkan pihaknya tetap waspada terhadap segala kondisi. Namun demikian, dirinya optimistis masyarakat ultramikro bisa maju melalui dana pinjaman PNM. Pasalnya, ia mengacu pada data dari IMF yang mengatakan ekonomi Indonesia akan tetap di atas lima persen. Serta menilik dari kondisi sebelumnya, UMKM justru jadi tulang punggung perekonomian selama pandemi covid lalu.
 
"Kita tetap harus waspada, tapi angin segarnya IMF sudah memprediksi kita perekonomiannya tembus di atas lima persen lagi. Kalaupun ada gejolak, itu lebih banyak di sektor formal. Kita tidak menafikan sektor ultramikro pasti kena dampak, tetapi tidak sebesar pada sektor formal," ungkap Arief.
 
Faktanya, tutur Arief, banyak sektor formal yang justru terdampak dan beralih kepada sektor UMKM. Sehingga membuat PNM harus lebih siaga dalam menghadapi keadaan yang membuat sektor formal harus turun tingkat.
 
"Faktanya, di Desember 2019 jumlah nasabah kami dari enam juta bisa menjadi 7,8 juta di 2020. Sementara 2021 bisa meningkat menjadi 11,4 juta. Ini bisa jadi karena terganggunya sektor formal, sehingga meskipun suaminya tidak bekerja di sektor formal namun tetap terdampak dan membuat isteri-isteri mereka berdagang dan disitulah kami masuk," jelas Arief.
 
Arief juga mengatakan selama pandemi penyaluran dana PNM kepada nasabah justru meningkat di kala pandemi. Saluran dana di 2019 sekitar Rp20 triliun, kemudian meingkat di 2020 menjadi Rp24 triliun. Kemudian meningkat hampir dua kali lipat di 2021 menjadi Rp44 triliun.
 
"Pada 2022 PNM menutup saluran dana di angka Rp64 triliun. Angka NPL nasabah PNM juga tidak pernah melewati dua persen akibat dari sistem kontrol yang dilakukan secara rutin dari pihak PNM kepada para nasabahnya," pungkas dia. (Muhammad Anugrah Ramadhan/MGN)
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan