Hal itu disampaikan oleh Project Manager YESS Inneke Kusumawati, pada pembukaan rapat koordinasi dan konsolidasi Program YESS 2020, di Bogor, Kamis, 18 Juni 2020. Inneke menekankan, pengelolaan program YESS harus dilakukan dengan baik oleh tenaga yang profesional dan berkomitmen tinggi.
Dalam pertemuan yang melibatkan manajer serta penanggung jawab program YESS wilayah Provinsi Jawa Barat, Inneke mengharapkan kerja sama dan kerja keras seluruh pihak terkait, baik pusat maupun daerah.
“Sinergi dan koordinasi harus dimulai dari penentuan data CPCL hingga proses pendampingannya nanti. Peran pemeritah daerah seperti kepala daerah/bupati, sekda, BAPPEDA, dinas pertanian, maupun kepala dinas lingkup kabupaten, pimpinan lembaga pendidikan setempat, tokoh masyarakat, LSM , Mitra usaha/industri, dan petani muda setempat sangat diperlukan," ujar Inneke, dikutip keterangan tertulis.
Program YESS akan melibatkan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) sebagai Business Development Service Provider (BDSP), atau Penyedia Jasa Konsultasi Usaha. Seperti diketahui, salah satu fungsi BPP dan P4S adalah sebagai pusat informasi dan pusat edukasi.
Melalui BDSP, diharapkan dapat mempromosikan pemuda perdesaan dalam mengembangkan agribisnis mereka melalui pelatihan dan pengawasan bisnis, memfasilitasi pengusaha muda/pemuda perdesaan dalam mengakses pasar, input pertanian, dukungan keuangan, dan membantu pemuda perdesaan dalam menjalin kerja sama dengan pemangku kepentingan terkait dalam hal manajemen rantai pasokan.
Tidak hanya BPP dan P4S, program YESS pun menggandeng duta petani milenial (DPM) yang telah dikukuhkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) untuk meningkatkan minat pemuda di wilayah pedesaan untuk menekuni sektor pertanian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News